Bisnis.com, JAKARTA--PT Indosat Tbk. (ISAT) mengumumkan pemenang lelang 3.100 menaranya. Berikut alasan perseroan menjual menara.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al Neama mengatakan setidaknya terdapat tiga alasan yang mendorong perseroan menjual menara. Adapun, dari penjualan 3.100 menara, perusahaan bakal memperoleh Rp6,39 triliun. Pertama, dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan investasi.
"Pertama dananya untuk investasi perusahaan," ujarnya, Selasa (15/10/2019).
Kedua, dana segar itu bakal mempercepat eksekusi optimalisasi layanan konsumen karena bisa mendorong penggelaran jaringan. Terakhir, melalui penjualan menara itu, perusahaan bisa mengoptimalkan struktur modal.
Menurutnya, penjualan menara sebagai langkah strategis karena bisa mendapat dana segar sekaligus penawaran menarik biaya sewa menara. Seperti diketahui, perusahaan akan menyewa kembali menara yang dijual dalam kurun waktu 10 tahun kepada para pemenang lelang.
Adapun, Mitratel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) keluar menjadi pemenang lelang. Mitratel memenangkan 2.100 menara dan Protelindo memenangkan 1.000 menara.
Baca Juga
"Penjualan menara bukan efisiensi, keputusan strategis perusahaan," katanya.
Menurutnya, dana yang diperkirakan masuk sebelum akhir tahun ini merupakan nilai tertinggi yang diperoleh dari para operator menara.
"Dalam tender, the highest the bidder pasti menang," katanya.
Seperti diketahui, pada 2019, perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp10 triliun yang sebagian besar dialokasikan untuk membangun base transceiver station (BTS) 4G. Adapun kedua strategi tersebut diharapkan dapat mendongkrak performa perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2019, kinerja perseroan membaik dengan perbaikan rugi Rp292,5 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp405,2 milliar.
Terkait penggalangan dana, awal Juli perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III untuk tahap II dan sukuk ijarah berkelanjutan III tahap II dengan total nilai Rp3,38 triliun.