Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan berbalik ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Kamis (10/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berbalik ke zona hijau dan naik tipis 0,08 persen atau 4,94 poin ke level 6.034,09 pada pukul 09.24 WIB dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (9/10) IHSG berakhir di level 6.029,16 dengan pelemahan 0,17 persen atau 10,44 poin.
Sebelum bergerak di wilayah positif pada Kamis pagi (10/10), indeks sempat dibuka di zona merah dengan turun 0,09 persen atau 5,18 poin di posisi 6.023,98. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.023,98 – 6.037,84.
Lima dari sembilan sektor terpantau bergerak positif, dipimpin pertanian (+1,17 persen) dan tambang (+0,75 persen). Empat sektor lainnya bergerak negatif, dipimpin barang konsumen yang turun 0,24 persen.
Sebanyak 141 saham menguat, 85 saham melemah, dan 431 saham stagnan dari 657 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing naik 0,78 persen dan 0,90 persen menjadi pendorong utama atas kenaikan IHSG.
Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang masing-masing turun 0,49 persen dan 1,67 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berbalik naik 0,04 persen atau 0,23 poin ke level 519,25 pukul 09.25 WIB, setelah dibuka di zona merah dengan turun 0,28 persen atau 1,45 poin di level 517,57.
Di negara lainnya di Asia, indeks Topix Jepang terkoreksi 0,18 persen meskipun indeks Nikkei 225 mampu menguat 0,34 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,69 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing naik 0,28 persen dan 0,12 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,37 persen.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan IHSG akan melemah pada perdagangan hari ini di tengah minimnya sentimen positif di pasar.
“Investor cenderung wait and see terhadap hasil perundingan perdagangan Amerika Serikat-China serta potensi pemangkasan Fed rate akhir bulan ini [Oktober],” papar Samuel Sekuritas, seperti dilansir dalam riset hariannya.
Sepanjang pekan ini (Senin-Kamis), investor asing telah mencatatkan total net sell Rp44 miliar pada pasar regular dengan mayoritas penekan berasal dari saham sektor consumer.
“Kami menilai fokus investor global saat ini adalah terhadap potensi pemotongan Fed rate pada akhir bulan setelah data ekonomi semakin meningkatkan kekhawatiran resesi, sementara US-China trade deal belum akan menjadi sentimen signifkan bagi pasar domestik,” tambahnya.
Di sisi lain, Indosurya Bersinar Sekuritas memprediksi IHSG akan menguat di level 5.990 - 6.123 pada perdagangan hari ini.
Menurut Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya IHSG saat ini terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajar.
Dia menyebutkan peluang kenaikan masih akan terlihat dalam pola gerak IHSG yang tentunya didukung banyak faktor terutama dari dalam negeri.
“Hal ini tercermin dari masih tercatatnya capital inflow secara ytd yang masih tercatat lebih besar dibanding outflow sepanjang tahun sebelumnya,” ungkap William melalui risetnya.
Sejalan dengan pergerakan IHSG, nilai tukar rupiah terpantau berbalik menguat 22 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.151 per dolar AS pada pukul 09.26 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis 6 poin atau 0,04 persen di posisi 14.179.