Bisnis.com, JAKARTA – Rebound saham Airbus berhasil mendongkrak bursa Eropa mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan Kamis (3/10/2019), setelah mengalami aksi jual terburuk dalam dua bulan pada perdagangan sehari sebelumnya.
Baik indeks saham blue-chip maupun indeks Stoxx Europe 600 merosot hampir 3 persen pada perdagangan Rabu (2/10) setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyetujui langkah pengenaan tarif 10 persen oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Tarif 10 persen tersebut akan dikenakan terhadap pesawat Airbus buatan Eropa. Saham Airbus pun drop 2 persen pada Rabu (2/10).
Selain itu, pemerintah AS akan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang mulai dari anggur Prancis hingga wiski Scotch mulai 18 Oktober.
Setelah mendapatkan kejutan awal dari keputusan itu, yang dimaksudkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump sebagai hukuman atas subsidi pesawat yang ilegal, pedagang menilai daftar detail produk yang terkena dampak menunjukkan bahwa dampak ekonomi yang sebenarnya akan minimal.
“Tarif itu bukan game changer untuk Eropa,” ujar Wouter Sturkenboom, kepala strategi investasi EMEA & APAC di Northern Trust Asset Management.
Baca Juga
"Namun jika Trump memutuskan untuk menargetkan sektor otomotif, kita akan memperhitungkannya (dampak)," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Saham Airbus, produsen barang mewah seperti LVMH, Remy Cointreau, dan Pernod pun beranjak naik antara 0,8 persen dan 6,4 persen setelah daftar yang dimaksud menunjukkan pengecualian sejumlah produk.
Sementara itu, perang dagang jangka panjang antara pemerintah AS dan China berikut prospek yang memburuk untuk musim laba kuartalan yang baru saja berlangsung telah memperburuk sentimen investor terhadap Eropa.
Rilis data pada Kamis (3/10) menunjukkan penurunan lebih besar dari perkiraan pada harga produsen di zona euro dan mandeknya aktivitas bisnis. Di AS, data ISM menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS melambat pada bulan September ke level terendah dalam tiga tahun.
“(Data) itu menunjukkan bahwa setiap pretensi oleh bank-bank sentral, khususnya Federal Reserve AS, yang berada dalam fase tunggu akan turun,” ujar Ken Odeluga, seorang analis pasar di City Index.
Indeks zona euro ditutup 0,1 persen lebih tinggi, sedangkan indeks saham yang lebih luas di kawasan ini ditutup turun hanya 0,02 persen. Di sisi lain, indeks FTSE London melemah 0,6 persen di level terendah sejak akhir Agustus.
Saham minyak menjadi penekan terbesar pada indeks saham Eropa. Namun, saham H&M melonjak 4 persen setelah peritel busana terbesar kedua di dunia ini melaporkan kenaikan laba sebelum pajak secara triwulanan dalam lebih dari dua tahun.