Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup pada level terendah dalam dua pekan terakhir pada hari Rabu (25/9/2019) di tengah kekhawatiran investor tentang penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump dan retorika pada perdagangan AS-China.
Saham memangkas pelemahan pada akhir perdagangan ketika Trump mengatakan kesepakatan dagang dengan China dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,58 persen atau 2,25 poin ke level 387,59, setelah sempat melemah hingga 1,4 persen ke level 384,18.
Sementara itu, bursa saham Inggris memotong hampir semua pelemahan dan berakhir stabil, didorong oleh pelemahan poundsterling hingga 1 persen dan reli perusahaan teknologi.
Saham pulih beberapa jam terakhir perdagangan Eropa menyusul komentar Trump tentang kemungkinan kesepakatan perdagangan dengan China. rump membuat komentar kepada wartawan sehari setelah memberikan teguran pedas terhadap praktik perdagangan China di Majelis Umum PBB.
Saham-saham juga ditekan oleh ketidakpastian politik setelah Demokrat di Kongres AS bergerak untuk meluncurkan penyelidikan pemakzulan resmi terhadap Trump.
Sektor teknologi yang sensitif terhadap perdagangan adalah salah satu dari penurunan terbesar dan ditutup melemah 1,2 persen. Saham semikonduktor termasuk AMS dan ASM International merosot.
Pasar saham telah digerogoti oleh berita ekonomi dan politik zona euro yang buruk pekan ini. Data pada hari Senin menunjukkan pertumbuhan bisnis terhenti di seluruh blok.
“Survei PMI yang lemah, penurunan proyeksi laba perusahaan dari perusahaan-perusahaan Eropa, ketidakpastian politik AS, serta Brexit turut menekan pasar,: kata Will James, direktur investasi senior untuk ekuitas Eropa di Aberdeen Standard Investments, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, pound terpukul karena investor memperkirakan Brexit akan tertunda dalam beberapa bulan lagi serta adanya risiko pemilihan umum sehari setelah Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa keputusan Perdana Menteri Boris Johnson untuk menunda parlemen adalah tidak sah.
Pelemahan tersebut membantu FTSE 100 Inggris mengungguli rekan-rekan regionalnya, seperti yang juga terjadi dalam reli saham British American Tobacco dan Imperial Brands setelah pembicaraan merger antara pesaingnya, Philip Morris dan Altria, gagal.