Bisnis.com, JAKARTA -- Harga paladium terkoreksi pada perdagangan Rabu (2/10/2019), setelah menyentuh level rekor tertinggi pada perdagangan sebelumnya di level US$1.700 per troy ounce.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 14.27 WIB, harga paladium di pasar spot bergerak melemah 0,22 persen menjadi US$1.653,55 per troy ounce. Sementara itu, harga paladium berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa New York bergerak melemah 0,56 persen menjadi US$1.621 per troy ounce.
Paladium berhasil mencapai level rekor tertinggi didorong oleh ketatnya pasokan logam autokatalis sehingga memicu kekhawatiran pasar terkait kemungkinan melebarnya defisit pasokan di tengah peningkatan permintaan industri terhadap paladium.
Paladium juga berhasil melawan arus pelemahan yang terjadi terhadap mayoritas logam mulia pada beberapa perdagangan terakhir, karena kecenderungan investor yang mulai mengalihkan aset investasi amannya dari emas ke dolar AS.
Ahli Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen mengatakan sentimen fundamental paladium telah mendukung logam untuk menguat sepanjang tahun dan kekurangan pasokan tersebut akan makin meluas dan belum tampak segera berakhir.
Kekhawatiran pasar bahwa pasokan logam yang digunakan dalam sistem knalpot mobil tersebut akan segera habis telah membantu menaikkan harga paladium lebih dari 33 persen sepanjang tahun berjalan 2019. Hal ini terjadi meski sektor otomotif di sebagian besar negara melemah.
Baca Juga
“Namun, jika kita melihat beberapa kerusakan pada penguatan beberapa logam lain, seperti emas dan platinum, kita mungkin akan mulai melihat beberapa aksi ambil untung yang dapat merembet ke paladium setelah menyentuh level tertingginya," ujar Hansen seperti dilansir Reuters, Rabu (2/10).
Mengutip riset UBS, fundamental paladium masih akan tetap ketat dan pihaknya tetap bullish terhadap paladium dalam jangka panjang meskipun harga juga dibayangi risiko penurunan data ekonomi dan ketidakpastian perdagangan yang berkelanjutan.