Bisnis.com, JAKARTA – Harga kedelai berjangka AS menguat tipis setelah Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) menyatakan panen bakal mundur dari perkiraan awal.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/10/2019), kedelai berjangka paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) menguat 1,4 persen ke level US$919,50 per gantang pada Selasa (1/10). Namun, hingga Rabu (2/10) pukul 08.38 WIB, harga komoditas tersebut melemah tipis 0,22 persen atau 2 poin ke posisi US$917,50 per gantang.
USDA menyatakan 11 persen jagung AS dan 7 persen kedelai dipanen di bawah kondisi normal untuk periode tahun ini.
Departemen Pertanian AS memperkirakan pasokan kedelai AS pada 1 September 2019, mencapai 913 juta gantang atau di bawah proyeksi rata-rata 982 juta gantang. Tetapi, persediaan kedelai naik 108 persen dari titik yang sama tahun lalu, sebagian besar disebabkan oleh penurunan ekspor AS ke China.
Sementara itu, stok jagung mencapai 2,114 miliar gantang, di bawah proyeksi 2,428 miliar gantang. Capaian itu juga turun 1 persen dari tahun sebelumnya.
Adapun stok gandum sedikit di atas ekspektasi, yakni mencapai 2,385 miliar gantang.
Baca Juga
Di pihak lain, importir China telah membeli 10 muatan kapal kedelai AS pada bulan lalu, menindaklanjuti pembicaraan perdagangan di Washington. Kesepakatan pembelian itu mencakup sekitar 600.000 ton kedelai dan pengirimannya dijadwalkan dilakukan dari terminal ekspor Pacific Northwest pada Oktober-Desember 2019.