Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggemukan Babi di China Dorong Permintaan Bubuk Kedelai

Penggemukan babi yang dilakukan oleh peternak China dalam beberapa bulan terakhir akan membantu memulihkan permintaan bubuk kedelai China yang diprediksi tertekan seiring dengan menyusutnya jumlah kawanan babi di China akibat demam babi Afrika.
Peternakan babi/Istimewa
Peternakan babi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penggemukan babi yang dilakukan oleh peternak China dalam beberapa bulan terakhir akan membantu memulihkan permintaan bubuk kedelai China yang diprediksi tertekan seiring dengan menyusutnya jumlah kawanan babi di China akibat demam babi Afrika.

Li Qiang, kepala analis di Shanghai JC Intelligence Co Ltd, mengatakan bahwa kehilangan kawanan babi diperkirakan akan menekan permintaan bubuk kedelai, sebagai protein paling umum dalam pakan babi, sebesar 6% hingga 7%.

Sebagai informasi, kawanan babi di China telah menyusut sebanyak 38% pada Agustus dibandingkan dengan tahun sebelumnya akibat epidemi demam babi Afrika sejak tahun lalu yang telah menewaskan jutaan babi dan membuat petani tidak membangun kembali kawanan ternak.

“Namun, penggemukan babi oleh peternak akan menaikkan konsumsi kedelai, sebesar 2,8% menjadi 66,3 juta ton pada periode 2019-2020,” ujar Li seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/9/2019).

Peternak babi China menggemukkan babinya menjadi seberat 150 kilogram yang sebelumnya berat babi maksimal untuk disembeli hanya seberat 100 kilogram. Hal tersebut dilakukan oleh peternak untuk mendapatkan keuntungan di tengah melonjaknya harga daging babi akibat menipisnya pasokan babi.

Adapun, harga babi hidup di China telah meningkat hingga 33 yuan per kg atau setara US$2,10 per pon, menjadi rekor harga tertinggi di China.

Eksekutif pakan China yang tidak ingin sebutkan namanya mengatakan bahwa para petani juga meningkatkan ransum soymeal dalam pakan babi untuk meningkatkan kesehatan babi di tengah tingginya harga.

Selain itu, peningkatan produksi unggas untuk membantu mengimbangi kekurangan daging babi juga meningkatkan permintaan soymeal, sehingga pihaknya memperkirakan penggunaan bubuk kedelai dalam pakan unggas mungkin telah meningkat hingga 20% sepanjang tahun berjalan.

Frank Zhou, direktur pelaksana perdagangan biji-bijian dan minyak biji-bijian di unit Cargill China, mengatakan bahwa permintaan bubuk kedelai diprediksi dapat melonjak 3% pada tahun panen 2019 - 2020, jika situasi penyakit dan inventaris babi berhasil stabil bulan ini.

Kendati demikian, Zhou mengingatkan bahwa jika stok babi dan babi terus jatuh, permintaan bubuk kedelai pun akan turun sebanyak 4%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper