Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Rabu (2/10/2019) masih berpotensi bergerak melemah.
Pada perdagangan Selasa (1/10/2019), IHSG ditutup pada zona merah di level 6.138,25 atau melemah 0,50%. Sepanjang tahun berjalan 2019, IHSG terkoreksi 0,91%.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan ini didorong oleh sektor infrastruktur yang turun 0,99% dan pertambangan yang melemah 0,68%.
IHSG ditutup melemah setelah data inflasi Indonesia dirilis di bawah ekspektasi. Selain itu, aksi demonstrasi dan kondisi politik dalam negeri juga masih menjadi faktor penahan IHSG.
"Secara teknikal, candlestick membentuk lower high dan lower low dan indikator stochastic membentuk deadcross yang mengindikasikan IHSG masih berpotensi bergerak melemah," ujarnya dalam riset yang dipublikasikan Selasa (1/10/2019).
Dennies memperkirakan titik support berada di rentang 6.108 hingga 6.123. Kemudian, titik resistan akan berada di kisaran 6.165 hingga 6.192.
Baca Juga
Dia pun merekomendasikan untuk mencermati saham beberapa emiten, yaitu BSDE dengan target harga Rp1.420-Rp1.460, BRPT dengan target harga Rp1.080-Rp1.120, dan ADHI dengan target harga Rp1.380—Rp1.410.
Koreksi Wajar
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji mengatakan support pertama maupun kedua IHSG berada pada kisaran 6.119,47 hingga 6.086. Sementara itu, resistan pertama maupun kedua memiliki kisaran pada 6.196,89 hingga 6.230,33.
Berdasarkan indikator teknikal, MACD masih berada di area negatif. Stochastic dan RSI bergerak ke bawah menuju ke area oversold atau jenuh jual.
"Di sisi lain, terlihat pola three black crows candlestick pattern yang mengindikasikan masih adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju support terdekat," katanya.
Sejumlah saham yang direkomendasikan Nafan, antara lain ASII, BBRI, INDY, ITMG, PGAS, dan TINS.
Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya dalam risetnya menyampaikan IHSG memiliki potensi untuk menguat.
Menurutnya, IHSG masih berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya dan dengan memanfaatkan momentum koreksi wajar bisa dijadikan peluang oleh investor, mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend.
Minat investor asing juga disebutkan masih cukup besar ke dalam pasar modal Indonesia. William memperkirakan IHSG berada pada rentang 6.056—6.278.
William merekomendasikan agar investor mencermati beberapa saham seperti BBCA, BBNI, JSMR, ASII, ROTI, TLKM, HMSP, UNVR, GGRM, dan ICBP.