Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk. tercatat menjadi yang paling aktif diperdagangkan oleh investor asing pada perdagangan Senin (30/9/2019).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten bersandi HOME tersebut memimpin daftar saham teraktif yang paling diburu oleh investor asing dengan total pembelian saham mencapai sekitar 44,4 juta lembar saham.
Saham berikutnya yang paling diburu oleh investor asing adalah saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dengan total pembelian saham mencapai sekitar 8,7 juta lembar saham.
Masing-masing harga saham HOME dan FREN hari ini berakhir di level Rp82 dan Rp170 per lembar saham.
Sementara itu, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut. IHSG melemah 0,45 persen atau 27,79 poin di level 6.169,1.
Tujuh dari sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin tambang (-1,15 persen) dan finansial (-0,88 persen). Adapun sektor pertanian dan perdagangan masing-masing mampu ditutup naik 1,61 persen dan 0,52 persen.
Baca Juga
Dari 655 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 165 saham menguat, 258 saham melemah, dan 232 saham stagnan.
Saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 19,45 persen dan 1,44 persen menjadi penekan utama berlanjutnya pelemahan IHSG.
Seiring dengan pelemahan IHSG, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp68,91 miliar, net sell hari kedua berturut-turut.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp8,65 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 20,36 miliar lembar saham.
Berikut adalah 10 saham teraktif yang diperdagangkan oleh investor asing: | |
---|---|
Saham | Volume (lembar saham) |
HOME | 44.408.300 |
FREN | 8.702.600 |
KLBF | 7.431.700 |
BSDE | 6.065.388 |
ASII | 6.005.500 |
DMAS | 5.184.300 |
TOWR | 4.495.300 |
BTPS | 4.179.200 |
PGAS | 4.106.500 |
JPFA | 4.079.000 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia