Bisnis.com, JAKARTA—Kuartal IV menjadi pendorong utama penjualan emiten peritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk. Kontribusi pada 3 bulan terakhir itu bisa mencapai 30%-40% dari total penjualan sepanjang tahun.
Corporate Secretary Mitra Adiperkasa Fetty Kwartati mengatakan kuartal IV merupakan periode puncak dan berkontribusi paling besar sepanjang tahun, karena festive season, yaitu Natal dan Tahun Baru.
Perseroan pun mengadakan promosi untuk menarik pembeli lebih banyak pada momentum ini. “Kami biasa aja promosi akhir tahun, rata-rata semua brand ada promosi. Ada juga year end sale dan clearance sell,” ujarnya Kamis (26/9/2019).
Selain momentum Natal dan Tahun Baru, Hari Raya Idulfitri juga menjadi booster penjualan. Dengan demikian, periode kuartal II menjadi kontribusi kedua terbesar untuk perseroan setelah kuartal akhir tahun. Menurutnya, kondisi ini bisa saja berbeda dengan peritel lain, tergantung target pasar dan merek yang diusung.
Sementara itu, untuk mendorong pertumbuhan sepanjang 2019 emiten dengan kode saham MAPI ini memiliki strategi untuk fokus ekspansi pada gerai atau merek yang menjadi kunci. Fetty menyebutkan key growth engine perseroan, antara lain segmen active, fast fashion, dan food and beverages.
Untuk segmen active, Fetty menuturkan ekspansi di segmen ini lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Untuk 2019, ditargetkan perluasan sekitar 20.000 m2 hingga 25.000 m2 dari total rencana ekspansi seluas 75.000 m2.
Baca Juga
Untuk di segmen fast fashion, MAPI memegang lisensi penjualan berbagai macam merek fesyen seperti Berskha, Zara, Stradivarius, Mark and Spencer, dan lainnya. Perputaran di segmen ini sangat cepat dan secara global merek-merek tersebut memang populer.
Untuk segmen food and beverages, perseroan membuka 60 gerai Starbucks baru setiap tahun. Strategi ini telah berlangsung selama 2 tahun. Pada tahun ini, ekspansi segmen food and beverages sekitar 20.000 m2.
Penjualan sepanjang tahun ini diproyeksikan sebesar 13% hingga 14% dan hingga kini perseroan melihat realisasi masih inline dengan target tersebut. Perseroan telah mengantisipasi sebelumnya bahwa penjualan akan lebih lemah dibandingkan tahun sebelumnya karena ada pemilihan umum.
“Untuk segmen tertentu bisa lebih oke, tetapi kami yang menyasar segmen menengah atas tahun ini lebih kecil. Apalagi dengan ada demo di mana-mana, masyarakat malas ke mal,” jelasnya.
Sepanjang periode semester I/2019, perseroan mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp499,31 miliar atau tumbuh 28,12% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan mengantongi pendapatan senilai Rp10,01 triliun, meningkat 10,12% year-on-year dari Rp9,09 triliun. Sementara itu, beban pokok perseroan tercatat meningkat 5,84% dari Rp4,79 triliun menjadi Rp5,07 triliun.