Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai optimisme penjualan emiten keramik dan laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) menjadi topik halaman market dan korporasi edisi harian Bisnis Indonesia, Jumat (27/9/2019).
Berikut perincian topiknya:
Emiten Keramik Siap Pacu Penjualan. Sejumlah emiten keramik optimistis dapat memacu penjualan apabila desakan industri kepada pemerintah terkait dengan penurunan harga bisa direalisasikan. Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. Juli Berliana mengatakan bahwa penurunan harga gas bakal menjadi sentimen positif bagi perseroan.
Pasar Obligasi Tumbuh Dua Digit. Kinerja pasar surat utang yang tecermin melalui indeks gabungan obligasi Indonesia (Indonesia composite bond index/ICBI) tumbuh dua digit sepanjang tahun berjalan. Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks gabungan obligasi Indonesia (Indonesia composite bond index/ICBI) sepanjang tahun berjalan (per 26 September) mencetak pertumbuhan 10,51%.
Dana Kelolaan PNM IM Naik 42%. PT PNM Investment Management mencetak dana kelolaan atau asset under management sebesar Rp12 triliun per 25 September 2019 atau hampir menyentuh target setahun yang dipatok senilai Rp12,1 triliun.
Pasar China Dorong AALI Tembus Rp14.800? Kinerja saham PT Astra Agro Lestari Tbk. diprediksi terus membaik pada sisa tahun ini dan menembus level Rp14.800 per saham didorong oleh terbukanya pasar China.
Pasar Properti Kurang Gereget? Pesta demokrasi yang digelar pada semester I/2019, kerap dituding sebagai faktor yang memengaruhi rendahnya marketing sales, benarkah? Seusai pemilihan umum, muncul harapan yang mengembang dari emiten-emiten properti bila pasar akan kembali tumbuh dan bergeliat.
Laba PGAS Terancam Menguap US$17,3 Juta. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. menyatakan laba bersih berpotensi terpangkas US$17,3 juta setelah dihentikannya pasokan gas dari Lapangan Kepodang, yang dikelola Petronas Carigali Muriah Ltd.
WSKT Andalkan Proyek Turnkey. Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengandalkan pencairan proyek-proyek turnkey untuk pendanaan hingga akhir tahun. Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan menyampaikan hal tersebut ketika dikonfirmasi mengenai kabar penundaan emisi obligasi senilai Rp3,5 triliun.