Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.099 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (24/9/2019).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.099 per dolar AS, melemah 22 poin atau 0,15 persen dari posisi Rp14.077 pada Senin (23/9).
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.095 per dolar AS pada pukul 09.52 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (23/9), rupiah berakhir di level 14.085 per dolar AS dengan depresiasi 0,21 persen atau 30 poin. Sebelum melanjutkan pelemahannya pagi ini, Selasa (24/9), rupiah sempat bangkit ketika dibuka terapresiasi tipis 5 poin atau 0,04 persen di level 14.080.
Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.080-Rp14.095 per dolar AS.
Dilansir dari Bloomberg, rupiah terjebak dalam kisaran yang ketat seiring dengan lesunya mata uang emerging market di Asia karena katalis baru yang minim.
Baca Juga
“Rupiah akan tetap berada dalam konsolidasi sekitar 14.000-14.300 saat pasar menantikan dimulainya kembali perundingan perdagangan AS-China,” ujar Chang Wei Liang, macro strategist di DBS Bank, Singapura.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan menyambangi Washington untuk mengadakan perundingan perdagangan pekan depan.
“Maka dari itu, kenaikan harga minyak baru-baru ini, jika berkelanjutan, dapat menyebabkan defisit perdagangan yang lebih luas, sehingga risiko penurunan untuk rupiah,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Seiring dengan pelemahan rupiah, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik tipis 0,037 poin atau 0,04 persen ke level 98,636 pada pukul 09.52 WIB.
Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka dengan kenaikan 0,048 poin di level 98,647. Pada perdagangan Senin (23/9), indeks ditutup menguat 0,09 persen atau 0,086 poin di posisi 98,599.
“Dolar AS menguat lebih karena teknis ketimbang hal yang spesifik terkait AS,” ujar Michael McCarthy, chief market strategist di CMC Markets, Sydney. Menurutnya, volume dolar AS rendah karena sebagian besar pedagang tetap bersikap wait and see.
“(Volume) perdagangan tidak pernah jauh dari radar pasar, tetapi saya pikir pasar mata uang semakin memperkirakan (ketegangan AS-China) akan berlarut-larut, saya pikir optimisme telah menghilang,” tambahnya, dikutip dari Reuters.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
24 September | 14.099 |
23 September | 14.077 |
20 September | 14.085 |
19 September | 14.099 |
18 September | 14.080 |
Sumber: Bank Indonesia