Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut naik tipis pada perdagangan pagi ini, Selasa (24/9/2019), saat investor mencermati tanda-tanda progres pembicaraan dagang AS dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, naik tipis 0,063 poin atau 0,06 persen ke level 98,662 pada pukul 08.16 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (23/9), indeks dolar AS berakhir di level 98,599 dengan kenaikan 0,05 persen atau 0,048 poin.
Pada Minggu (22/9), Perwakilan Dagang AS menggambarkan pembicaraan perdagangan antara kedua belah pihak berlangsung produktif. Pernyataan ini disambung pihak Kementerian Perdagangan China yang menyebutnya konstruktif.
Rencana perundingan perdagangan yang akan digelar pada awal Oktober di Washington oleh pejabat pemerintah level tinggi masing-masing negara pun bertahan.
“Dolar AS menguat lebih karena teknis ketimbang hal yang spesifik terkait AS,” ujar Michael McCarthy, chief market strategist di CMC Markets, Sydney. Menurutnya, volume dolar AS rendah karena sebagian besar pedagang tetap bersikap wait and see.
Baca Juga
“(Volume) perdagangan tidak pernah jauh dari radar pasar, tetapi saya pikir pasar mata uang semakin memperkirakan (ketegangan AS-China) akan berlarut-larut, saya pikir optimisme telah menghilang,” tambahnya, seperti dilansir dari Reuters.
Memberikan dukungan bagi indeks dolar, nilai tukar euro terpantau turun tipis 0,05 persen ke US$1,0988 pada pukul 08.26 WIB, setelah berakhir melemah 0,22 persen di US$1,0993 pada perdagangan Senin (23/9), penurunan hari kedua. Euro diketahui memiliki sekitar 58 persen bobot pada indeks dolar.
Euro melemah setelah sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis Eropa mandek, dan bahkan tampak mundur di ekonomi terbesar kawasan tersebut, Jerman, di mana resesi manufaktur semakin dalam.
Asosiasi industri Jerman, Mechanical Engineering Industry Association (VDMA), pada Senin (23/9/2019) memperkirakan produksi akan turun 2 persen pada 2020 setelah penurunan serupa tahun ini.
Kombinasi ketegangan perdagangan, tantangan untuk industri otomotif, dan Brexit (perpisahan Inggris dari Uni Eropa) mengancam untuk mendorong Jerman ke dalam resesi setelah ekonominya menyusut pada kuartal II/2019.
Menurut HIS Markit, ekonomi Jerman kemungkinan akan berjuang mati-matian untuk mencatat ekspansi selama sisa tahun ini.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
24/9/2019 (Pk. 08.16 WIB) | 98,662 (+0,06 persen) |
23/9/2019
| 98,599 (+0,09 persen) |
20/9/2019
| 98,513 (+0,25 persen) |
Sumber: Bloomberg