Bisnis.com, JAKARTA - Pada perdagangan Senin (2/9/2019), saham PT HM Sampoerna Tbk. melanjutkan tren bearish dan bergerak turun ke level terendah sejak stock split pada medio Juni 2016.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang perdagangan hari ini, HMSP bergerak di kisaran Rp2.570 hingga Rp2.700. Pada penutupan perdagangan Senin (2/9/2019), saham HMSP parkir di level Rp2.630 setelah terkoreksi 60 poin atau 2,23% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Level harga itu mencerminkan price to earning ratio (PER) 22,67 kali. Adapun kapitalisasi pasar produsen rokok itu tercatat sebesar Rp305,92 triliun.
HMSP telah turun 29,11% secara year-to-date. Dalam 3 tahun, HMSP terkoreksi 33,59%.
Secara historis, HMSP menggelar pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:25 pada medio Juni 2019. Pada hari pertama diperdagangkan dengan harga baru, HMSP ditutup di level harga Rp3.880 per saham pada 14 Juni 2016.
Sejak itu, HMSP bergerak fluktuatif dengan rerata harga Rp3.840 per saham. Adapun level harga tertinggi yang disentuh sejak stock split itu ada di level Rp5.500 per saham pada 23 Januari 2018.
Baca Juga
Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia Raja Abdalla mengatakan, harga saham HMSP yang terus turun karena sentimen negatif dari rencana kenaikan cukai rokok pada tahun depan. Apalagi, ada beberapa investor berspekulasi naiknya cukai rokok di atas ekspektasi atau di atas 10%.
Spekulasi itu juga membuat saham emiten rokok turun dalam dua hari terakhir. Selain HMSP, harga saham GGRM turut tertekan. Pada perdagangan Senin (2/9/2019), harga saham GGRM ditutup pada level Rp66.400. Di posisi itu, saham GGRM telah terkoreksi 3.075 poin atau 4,43%.
"[Kenaikan cukai di atas ekspektasi] masih spekulasi di antara mereka [investor]. Karena dari pihak cukai tidak ada wacana seperti itu," katanya pada Senin (2/9/2019).
Analis memproyeksikan, volume penjualan bakal naik di kuartal III dan kuartal IV. Perusahaan rokok juga diperkirakan akan menaikkan harga sebagai antisipasi dari kenaikan cukai di tahun depan.
Analis menyematkan rekomendasi hold terhadap saham HMSP dengan target harga Rp3.200. Rekomendasi yang sama juga disematkan pada saham GGRM dengan target harga Rp83.000.
Serupa, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan, rencana kenaikan cukai di tahun depan menjadi sentimen negatif bagi emiten rokok. Analis masih merekomendasikan beli terhadap saham HMSP dengan target harga Rp3.300 dan GGRM dengan target harga Rp89.000.
Dalam riset harian pada Senin (2/9/2019), analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gustama mengatakan, secara teknikal terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham HMSP.
Dengan begitu, akumulasi beli dapat dilakukan pada area Rp2.570-Rp2.640 dengan target harga di level Rp2.840.
Rekomendasi Saham HMSP | ||
---|---|---|
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga |
Credit Suisse | outperform | 3.350 |
Danareksa | hold | 3.200 |
Mirae Asset Sekuritas Indonesia | trading buy | 3.300 |
RHB Research | buy | 3.500 |
Trimegah Sekuritas Indonesia | buy | 3.700 |
Mandiri Sekuritas | buy | 3.500 |
CIMB | add | 3.800 |
UOB Kay Hian | buy | 3.700 |
BCA Sekuritas | buy | 3.500 |
Macquarie | outperform | 3.980 |
Deutsche Bank | hold | 3.220 |
Maybank Kim Eng | hold | 3.300 |
Sumber: Bloomberg, per 2 September 2019.