Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG & Rupiah Ditutup Menguat Hari Kedua

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (19/8/2019), bersama nilai tukar rupiah.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperpanjang penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (19/8/2019), bersama nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup naik 0,16 persen atau 10,06 poin di level 6.296,71 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (16/8), IHSG berakhir di level 6.286,66 dengan menguat 0,46 persen atau 29,07 poin. Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,38 persen atau 23,98 poin di level 6.310,63 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.284,78 – 6.329,74.

Empat dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin industri dasar (+1,32 persen) dan infrastruktur (+0,83 persen). Lima sektor lainnya berakhir negatif, dipimpin pertanian yang melorot 1,32 persen sekaligus menahan besarnya kenaikan IHSG.

Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 197 saham menguat, 209 saham melemah, dan 245 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 0,92 persen dan 1,40 persen menjadi pendorong utama kenaikan IHSG.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat IHSG akan bergerak tertahan, terlihat dari indikator Stochastic yang terkonsolidasi dengan RSI yang melaju mendekati momentum overbought.

Dia menyebutkan pergerakan IHSG selanjutnya masih akan terlihat tertahan menghadapi ujian resistance bearish trend dan Moving Average 20 hari serta 50 hari sebagai konfirmasi pergerakan trend berbalik menjadi uptrend.

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah memperpanjang penguatannya sebesar 2 poin atau 0,01 persen dan berakhir di level Rp14.238 per dolar AS, apresiasi hari kedua berturut-turut.

Rata-rata indeks saham lainnya di Asia juga berakhir menguat, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang sebesar 0,71 persen dan 0,61 persen masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,66 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 bahkan melonjak 2,10 persen dan 2,17 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong berakhir naik tajam 2,17 persen.

Dilansir dari Bloomberg, secara keseluruhan bursa saham di Hong Kong dan China memimpin penguatan di wilayah Asia, yang didorong rencana pemerintah China untuk mereformasi sistem suku bunga dan memangkas biaya pinjaman.

People's Bank of China (PBOC) mengatakan akan memperbaiki mekanisme yang digunakan untuk menetapkan Loan Prime Rate (LPR) sejak bulan ini. Kebijakan tersebut menjadi bagian dari upaya terus menurunkan suku bunga acuan bagi korporasi.

"Dengan melakukan reformasi dan memperbaiki mekanisme penyusunan LPR, kami akan bisa menggunakan metode reformasi berdasarkan pasar (market-based) untuk membantu menurunkan suku bunga pinjaman riil," papar PBOC seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/8/2019).
 
PBOC melanjutkan akan memperdalam reformasi suku bunga berdasarkan pasar, meningkatkan efisiensi transmisi suku bunga, dan menurunkan biaya dana di ekonomi riil.

Sentimen positif pasar lebih lanjut didukung oleh penguatan bursa saham di Wall Street AS pada akhir perdagangan Jumat (16/8/2019) dan komentar dari Gedung Putih mengenai perundingan perdagangan dengan China.

Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan para deputi perdagangan dari kedua negara akan berdiskusi dalam 10 hari. Jika pertemuan para wakil itu berjalan dengan baik maka AS akan meminta China datang ke negaranya.

Kepada "Fox News Sunday", Kudlow juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tetap dalam kondisi yang cukup baik meski perundingan dagang masih terkendala hingga saat ini.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG mendapat dukungan dari penguatan bursa regional di tengah menurunnya kekhawatiran akan terjadinya resesi global.

Dikemukakan, bursa AS berhasil rebound pada akhir pekan lalu dan ditutup naik, dengan indeks Dow Jones naik 1,2 persen dan S&P 500 menguat 1,44 persen. Rebound dari imbal hasil obligasi berhasil memperlemah kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan resesi.

Pekan ini pasar menantikan risalah rapat The Fed bulan Juli yang akan dirilis Rabu (21/8). Risalah tersebut akan memberikan gambaran detail mengenai hal-hal yang membuat The Fed memutuskan untuk memotong suku bunganya untuk pertama kali dalam 10 tahun.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur BI juga akan memutuskan tingkat suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis (22/8/2019).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBCA

+0,92

TLKM

+1,40

TPIA

+2,26

KLBF

+3,64

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBRI

-0,71

UNVR

-1,06

ASII

-1,15

BYAN

-2,96

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper