Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan berharap pasar modal dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Insentif pun dijanjikan bakal diberikan supaya pasar modal dapat menggerakkan sektor riil domestik.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, bahwa saat ini pihaknya masih menginginkan yang lebih dari bursa beserta self-regulatory organization lainnya untuk meningkatkan peran di pasar modal Tanah Air.
“Kita masih menginginkan lebih dari bursa dan SRO untuk meningkatkan perannya,” kata Wimboh, baru-baru ini.
Hal itu disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian tertatih-tatih untuk bangkit. Adapun, pertumbuhan PDB Indonesia telah tertahan di level 5,1% selama 3 tahun terakhir.
Tahun lalu saja, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,17%, yang mana tahun ini dikhawatirkan bakal menjadi lebih rendah.
“Nah, pertumbuhan ini hanya bisa kalau sektor ril itu bangkit,” tutur Wimboh, sambil menambahkan bahwa hal ini juga menjadi tantangan bagi pasar modal.
Baca Juga
Mengingat kekhawatiran perlambatan ekonomi global saat ini, lanjutnya, para regulator pun sudah melakukan upaya untuk tetap menggairahkan perekonomian lewat pemangkasan suku bunga.
Kendati masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, Wimboh mengatakan bahwa pemerintah juga akan agresif untuk menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk dapat menyerap tenaga kerja, mendorong ekspor, memproduksi barang substitusi impor, dan menyerap tenaga kerja ramah lingkungan.
Dengan demikian, pemerintah pun siap memberikan insentif yang diperlukan kepada pasar modal dengan harapan dapat menggenjot sektor riil.
“Kami harapkan insan pasar modal proaktif bersama OJK, Pemda, dan kementerian lainnya untuk melakukan sinergi. Insentif apa yang bisa sama-sama kita lakukan,” tegas Wimboh.