Bisnis.com, JAKARTA -- Pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir akibat efek perang dagang memang membuat rupiah makin reaktif.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan bahwa kondisi rupiah yang rentan pada stabilitas ekonomi global sebenarnya terjadi pada hampir semua mata uang.
"Bukan hanya kita. Toh, beberapa hari terakhir ini kita melihat rupiah menguat bahkan ada aliran modal masuk ke perekonomian," ungkap Dody, Senin (12/8/2019).
Dia menambahkan, optimisme masih berada di ekonomi Indonesia. Namun dari sisi global perlu memberikan peningkata volatilitas.
"Itu untuk mendorong beberapa gejolak pada mata uang kita," harap Dody.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah tercatat melemah sejak 25 Juli 2019 di mana rupiah ditransaksikan menuju level Rp14.000 per dolar AS hingga menyentuh level terendahnya pada level Rp14.277 pada 6 Agustus 2019. Hingga jeda siang ini, nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,22% ke level Rp14.225.