Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya Beton Tbk. memiliki total kontrak dihadapi atau order book Rp9,33 triliun per Juli 2019 atau sekitar 64,34% dari target tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi menuturkan total kontrak dihadapi atau order book perseroan senilai Rp9,33 triliun per Juli 2019. Jumlah itu terdiri atas carry over kontrak Rp5,41 triliun dan nilai kontrak baru Rp3,92 triliun pada Januari 2019—Juli 2019.
“Dengan capaian ini, Wijaya Karya Beton pun optimistis mencapai target total kontrak dihadapi pada akhir tahun Rp14,5 triliun," ujarnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Kendati demikian, emiten berkode saham WTON itu tercatat baru merealisasikan 43,07% target kontrak baru tahun ini. Pasalnya, perseroan menargetkan nilai kontrak baru Rp9,1 triliun.
Lebih lanjut, Yuherni menuturkan pasokan produk pracetak sebagian besar masih didominasi ke proyek di bidang infrastruktur hingga Juli 2019. Sektor itu tercatat berkontribusi hingga 68,97%.
Posisi selanjutnya ditempati oleh proyek energi sebesar 18,85%. Sisanya berasal dari sektor properti 7,03%, industri 3,88%, dan pertambangan 1,27%.
Baca Juga
Adapun, dia menyebut beberapa proyek besar yang menyokong performa perseroan hingga Juli 2019, di antaranya Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi 3A, pembangunan infrastruktur Bandar Udara (Bandara) Baru di Kulon Progo, pengembangan Bandara Hasanuddin, Dermaga Kijing, pembangunan tol Sigli—Banda Aceh, Tokyo Riverside Apartemen, Indonesia Jawa 1 CCPP Project-Use Pile 3, dan lain-lain.
Seperti diketahui, WTON membukukan pendapatan Rp2,63 triliun pada semester I/2019. Pencapaian itu tumbuh 1,64% dari Rp2,59 triliun pada semester I/2018.
Dari situ, perseroan mengantongi laba bersih Rp166,66 miliar per 30 Juni 2019. Realisasi itu naik 3,82% dibandingkan dengan Rp160,53 miliar periode yang sama tahun lalu.
Pada 2019, WTON mengincar pendapatan Rp7,96 triliun atau tumbuh 15,4% dari realisasi Rp6,9 triliun pada 2018. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan mencapai Rp560 miliar atau naik 21,7% dari realisasi Rp460 miliar pada 2018.