Bisnis.com, JAKARTA— Emiten pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk., tengah membuka peluang untuk penjajakan dan pencarian calon mitra yang akan berkolaborasi untuk mengembangkan baterai mobil listrik.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko menilai kabar telah ditandatanganinya Peraturan Presiden tentang percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik merupakan salah satu langkah strategis pemerintah. Hal itu untuk mewujudkan industri baterai dari bahan nikel.
“Sebagai pengelola sumber daya nikel yang signifikan, Aneka Tambang menyambut baik langkah pemerintah tersebut. Saat ini, perseroan memang tengah membuka peluang untuk penjajakan dengan mitra untuk mengembangkan baterai,” ujarnya kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Kunto menjelaskan bahwa yang diperlukan untuk pembuatan baterai adalah nikel dengan kandungan kobalt. Nikel dengan kandungan kobalt termasuk dalam jenis bijih nikel limonit.
Adapun, lanjut dia, limonit terletak di atas lapisan saprolit yang lebih murah dan mudah untuk ditambang.
“Saat ini limonit kami dengan jumlah cadangan yang signifikan bersifat idle dan Aneka Tambang terbuka dengan penjajakan dan pencarian calon mitra yang menguasai teknologi sehingga akan mendorong pemanfaatan nikel kobalt," imbuhnya.
Baca Juga
Emiten berkode saham ANTM itu melaporkan penjualan unaudited feronikel mencapai 13.157 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada semester I/2019. Jumlah tersebut naik 5% dibandingkan dengan penjualan 12.579 TNi pada semester I/2018.
Realisasi Produksi
Dari sisi produksi, volume unaudited feronikel mencapai 13.017 TNi. Posisi tersebut naik 2% dari 12.811 TNi pada semester I/2018.
Penjualan feronikel menjadi kontributor pendapatan terbesar kedua untuk total penjualan unaudited ANTM pada semester I/2019. Komoditas itu berkontribusi sekitar Rp2,31 triliun atau 16% dari total penjualan.
Pada semester I/2019, penjualan unaudited bijih nikel mencapai 3,90 juta wet metric ton (wmt). Posisi itu naik 103% dari 1,92 juta wmt pada semester I/2018.
Volume produksi unaudited bijih nikel tercatat mencapai 4,79 juta wmt sepanjang Januari 2019—Juni 2019. Pencapaian itu tumbuh dari 3,77 juta mwt pada semester I/2018.