Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulan Depan, Sawit Diperkirakan Sentuh 2.200 Ringgit

Penurunan produksi akibat perlambatan tanaman dalam waktu dekat akan berdampak terhadap harga.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit berjangka diperkirakan menuju  level 2.200 ringgit per ton pada September 2019.

Analis Dorab Mistry mengatakan proyeksi itu mengacu pada produksi tanaman yang melambat, sebelum jatuh ke 2.000 ringgit ketika stok naik.

“Saya percaya kenaikan harga kelapa sawit saat ini memiliki lebih banyak ruang dan dapat mencapai 2.200 ringgit pada September 2019. Hal itu akan membuat olein menjadi US$550-US$560,” paparnya dalam sebuah presentasi konferensi seperti dilansir dari Reuters, Kamis (1/8/2019).

Menurut Mistry, masa pemulihan dalam produksi akan terjadi setelah September 2019. Namun, ketika stok naik, harga kelapa sawit dapat kembali ke 2.000 ringgit. Hal itu didasarkan pada harga minyak mentah Brent yang diperdagangkan antara US$60-US$80 per barel.

Harga minyak kelapa sawit patokan telah merosot hampir persen sepanjang tahun ini, menuju level terendah 4 tahun di level 1.916 ringgit pada awal bulan ini.

Mistry, yang juga direktur perusahaan barang-barang konsumen India Godrej International, merevisi perkiraan untuk produksi minyak sawit Asia Tenggara menjelang musim produksi September 2019.  Menurut presentasi untuk konferensi industri di Mumbai yang dilihat oleh Reuters, dia mematok output Malaysia sebesar 20,3 juta ton tahun ini dan produksi Indonesia sebanyak 45 juta ton.

Proyeksi tersebut naik dari perkiraan sebelumnya pada April 2019, ketika Mistry memperkirakan produksi Malaysia sebanyak 20 juta ton dan Indonesia sebesar 44 juta ton pada tahun ini.

“Dari sekitar Juli-Agustus 2018, di Malaysia, kami memiliki siklus produksi tinggi untuk produksi kelapa sawit. Siklus tinggi ini berakhir sekitar Maret 2019. Setelah itu, pohon akan membutuhkan waktu istirahat sekitar 6bulan,” tuturnya.

Pertumbuhan produksi global tahun ini juga diperkirakan akan meningkat setidaknya 3,5 juta ton, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 3 juta ton.

Mistry juga memperkirakan impor minyak nabati India untuk tahun pemasaran 2018/2019 mulai 1 November, naik menjadi 15,3 juta ton. Angka itu naik dari 15 juta ton pada tahun lalu, tetapi sedikit turun dari perkiraan sebelumnya yang sebanyak 15,5 juta ton.    

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper