Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia berhasil menutup pekan ini di zona hijau, didukung oleh data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat, mencerahkan prospek permintaan minyak, serta perhatian pasar terhadap situasi di Selat Hormuz.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 0,32% atau 0,18 poin ke posisi US$56,20 per barel, Jumat (26/7/2019). Sementara harga minyak mentah Brent melemah 0,11% atau 0,07 poin ke posisi US$63,46 per barel.
Pertumbuhan ekonomi AS melambat kurang dari yang diharapkan pada kuartal kedua dengan booming dalam belanja konsumen. Hal tersebut memperkuat prospek konsumsi minyak.
John Kilduff, mitra di Again Capital Management mengatakan, data tersebut positif bagi harga minyak. "PDB mengalahkan ekspektasi. Pengeluaran konsumen berada di luar grafik, tetapi pengeluaran bisnis hampir sama buruknya dengan pengeluaran konsumen yang baik,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/7/2019).
Perlambatan ekonomi yang lebih luas, khususnya di Asia dan Eropa, dapat melemahkan permintaan minyak mentah di luar Amerika Serikat dan menjaga harga tetap terkendali.
Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, mengatakan, ada pertempuran di pasar saat ini, antara mereka yang berpikir kondisi ekonomi yang melambat akan menekan permintaan, dan lainnya berofkus pada situasi di Timur Tengah, “Serta pengurangan produksi dari produsen minyak,” katanya.
Baca Juga
Minggu depan, juru bicara top AS dan China bertemu untuk pertama kalinya sejak diskusi perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu macet pada Mei, setelah mendekati kesepakatan. Setiap hasil positif dari pembicaraan tersebut diharapkan akan mendorong harga minyak.
Jajak pendapat Reuters yang diambil 1-24 Juli menunjukkan prospek pertumbuhan hampir 90% dari lebih dari 45 negara yang disurvei mengalami penurunan atau tidak berubah. Hal itu juga diterapkan tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga 2020.
Perusahaan-perusahaan energi minggu ini juga mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi di Amerika Serikat, sebuah indikasi pasokan di masa depan, untuk minggu keempat berturut-turut.
Ketegangan tetap tinggi di sekitar Selat Hormuz, rute minyak paling penting di dunia antara Teluk dan Teluk Oman, karena Iran menolak untuk melepaskan sebuah kapal berbendera Inggris yang disita pekan lalu.