Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timteng Mulai 'Adem', Harga Minyak pun Mendingin

Penangkapan Iran atas kapal tanker minyak Inggris akhir pekan lalu memicu kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Selat Hormuz. Area vital karena rute sekitar seperlima dari aliran pasokan dunia. Minyak mentah naik lebih dari 1% pada Senin (22/7/2019).
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak tergelincir ke level sekitar US$63 per barel pada Selasa (23/7/2019), karena kekhawatiran ketegangan di Timur Tengah mulai memudar.

Penangkapan kapal tanker minyak Inggris oleh Iran akhir pekan lalu memicu kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Selat Hormuz. Area tersebut vital karena jadi rute sekitar seperlima dari aliran pasokan minyak dunia. Minyak mentah naik lebih dari 1 persen pada Senin (22/7/2019).

Pada Selasa (23/7/2019), minyak mentah Brent turun 40 poin menjadi US$62,86 per barel pada 17:52 WIB. Minyak mentah West Texas Intermediate turun 20 poin menjadi US$56,02 per barel.

"Respons harga minyak terhadap penyitaan sebuah kapal tanker minyak Inggris oleh pasukan Iran di dekat Selat Hormuz sejauh ini berhasil diredam. Tampaknya mayoritas pelaku pasar yakin bahwa tidak akan ada konflik terbuka antara Barat dan Iran," kata Carsten Fritsch, analis di Commerzbank dikutip dari Reuters, Selasa (23/7/2019).

Ketegangan tersebut datang ketika Amerika Serikat berkeinginan memotong ekspor minyak Iran dan pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak sejak awal tahun untuk menopang harga.

Sebagai bagian dari rencana itu, Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada perusahaan energi milik pemerintah China Zhuhai Zhenrong Co Ltd karena diduga melanggar pembatasan yang diberlakukan pada sektor minyak Iran.

Namun, International Energy Agency melaporkan pertumbuhan yang kuat dalam pasokan dari Amerika Serikat dan produsen non-OPEC lainnya, pasokan minyak melebihi permintaan, meskipun ekspor Iran lebih rendah dan pembatasan pasokan sukarela OPEC.

Kapal Inggris
Kapal Inggris

Prospek permintaan minyak yang lebih lemah karena perlambatan pertumbuhan ekonomi telah membebani harga, yang masih naik sebesar 18 persen pada 2019 dibantu oleh pakta pasokan yang dipimpin OPEC.

"Meskipun harga telah didorong oleh perkembangan pasokan di paruh pertama tahun ini, pertimbangan ekonomi membuat harga minyak hati-hati bullish," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper