Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil menguat bersama bursa Asia dan indeks futures AS pada perdagangan siang ini, Selasa (23/7/2019), di tengah pekan yang ramai oleh rilis laporan kinerja keuangan korporasi dan potensi perkembangan negosiasi perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,5 persen pada pukul 08.26 pagi waktu London (pukul 14.26 WIB) ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan.
Adapun indeks S&P 500 naik 0,1 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,6 persen, dan indeks MSCI All Country World naik 0,1 persen ke level tertinggi dalam sepekan.
Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menguat pasca rilis laporan laba yang optimistis dari UBS Group, Banco Santander, dan Hermes International.
Indeks futures AS juga bergerak ke posisi lebih tinggi setelah saham teknologi mendorong penguatan bursa Wall Street pada perdagangan Senin (22/7). Sementara itu, bursa saham Asia menguat, didorong indeks saham di Tokyo. Adapun indeks saham Hong Kong dan Shanghai naik moderat.
Di antara perusahaan yang akan merilis laporan keuangannya adalah Amazon.com, Alphabet, Unilever, Caterpillar, Coca-Cola, McDonald’s, dan Boeing.
Baca Juga
Seiring dengannya bergulirnya rilis laporan perusahaan, investor akan mencari tanda-tanda apakah tensi perdagangan AS-China telah memengaruhi laba.
Pemerintah AS dan China dilaporkan bergerak selangkah lebih dekat untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan mereka.
Perjalanan semacam itu akan menandai misi negosiasi tingkat tinggi pertama ke China sejak perundingan perdagangan antara kedua negara berakhir buntu pada Mei.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow dan Mnuchin akan memimpin tim perunding AS. Selain mereka, akan turut pula Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dan Lighthizer, menurut sumber terkait.
“Pasar merasa siap untuk beberapa peningkatan volatilitas,” ujar Nick Twidale, direktur dan co-founder platform teknologi keuangan X-Chainge.
“[Terkait laba perusahaan AS] pedagang akan mencari tahu seberapa besar masalah perdagangan telah mempengaruhi kinerja keuangan beberapa perusahaan besar, meskipun kabar pembicaraan antara kedua negara dapat berlanjut pekan depan akan mendukung sentimen,” tambahnya.