Bisnis.com, JAKARTA -- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mengantongi laba bersih Rp374,12 miliar atau naik 28,22 persen secara tahunan pada semester I/2019.
Secara keseluruhan, penjualan bersih emiten farmasi itu juga meningkat 10,66 persen menjadi Rp1,41 triliun pada semester I/2019.
Direktur Sido Muncul Leonard menyampaikan laba bersih yang melejit ditopang kenaikan penjualan produk jamu herbal dan suplemen yang naik hingga 11,38 persen secara tahunan. Produk ini memberikan kontribusi terbesar, yakni 66,88 persen terhadap penjualan.
Dia menjelaskan segmen jamu herbal dan suplemen memberikan marjin laba kotor yang lebih besar, mencapai 65 persen, dibandingkan dengan segmen makanan dan minuman yang memiliki marjin 32 persen. Sementara itu, segmen makanan dan minuman hanya tumbuh 7,48 persen.
Kinerja positif emiten berkode saham SIDO ini turut didorong kontribusi ekspor yang meningkat dari 2 persen pada 2018, menjadi 6 persen pada semester I/2019. Saat ini, perseroan fokus melakukan ekspor ke Nigeria, Malaysia, dan Filipina.
Di samping itu, SIDO mengklaim dapat menjaga belanja operasional stabil pada separuh pertama tahun ini. Leonard menyebutkan rasio belanja iklan dan promosi stabil di level 9 persen pada semester I/2019, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 11 persen.
Baca Juga
"[Semester I/2019] Terutama didorong kenaikan volume dan produk mix [produk herbal]. Produk mix naik sampai 11 persen dan marjin lebih besar," paparnya kepada Bisnis, Selasa (23/7/2019).
Leonard menambahkan kinerja positif sepanjang Januari-Juni 2019, mencerminkan strategi perseroan dalam membidik pasar modern, Indonesia Timur, dan ekspor, berjalan baik.
Perseroan juga tengah menjajaki negara lain sebagai pasar ekspor baru, seperti Vietnam dan Myanmar. Destinasi ekspor baru ini diharapkan dapat terealisasi pada awal 2020.
"Selain karena jumlah penduduk yang besar, produk Tolak Angin lebih mudah diterima bagi masyarakat Asia," imbuhya.