Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Jatuhkan Drone Iran, Harga Minyak Mentah Tetap Melemah

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Agustus ditutup melemah 2,6 persen atau 1,48 poin ke level US$55,30 di New York Mercantile Exchange, jatuh ke level terendah sejak 19 Juni.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com JAKARTA – Penembakan jatuh drone Iran di Selat Hormuz tidak cukup untuk mengangkat harga minyak mentah, yang merosot ke level terendah dalam hampir satu bulan pada perdagangan Kamis (18/7/2019), di tengah pesimisme ekonomi global.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Agustus ditutup melemah 2,6 persen atau 1,48 poin ke level US$55,30 di New York Mercantile Exchange, jatuh ke level terendah sejak 19 Juni.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak September melemah 1,73 poin dan ditutup pada level US$61,93 per barel di ICE Futures Europe Exchange, sebelum rebound ke US$62,44.

Dilansir Bloomberg, WTI sempat menguat sekitar 0,60 poin setelah Presiden Donald Trump mengatakan AS telah menjatuhkan pesawat tak berawak milik Iran di Teluk Persia, tetapi bahkan itu tidak cukup untuk mendorong pasar.

Sebaliknya, minyak mentah melemah di tengah serentetan laporan kinerja pendapatan perusahaan yang mengecewakan, di samping tanda-tanda bahwa AS dan China hanya membuat sedikit kemajuan dalam kesepakatan perdagangan.

Sementara itu, operator pipa Rusia Transneft PJSC mengatakan pihaknya melanjutkan aliran penuh dari produsen minyak mentah terbesar di negara itu, Rosneft PJSC, setelah memberlakukan pembatasan karena kekhawatiran kontaminasi.

"Pasar bangun dengan fakta bahwa permintaan minyak global lesu dan kemungkinan dorongan yang dapat memperbaiki situasi masih jauh dari terwujud," kata Judith Dwarkin, kepala ekonom di RS Energy, seperti dikutip Bloomberg.

"Tidak ada peningkatan dalam kesepakatan perdagangan AS-China meskipun mereka mengatakan akan kembali berunding," lanjutnya.

Minyak telah melemah sekitar 8 persen sejak awal pekan, menuju kinerja mingguan terburuk sejak akhir Mei. Momok dari konflik AS-China yang baru menekan prospek permintaan, sementara cadangan bahan bakar AS melonjak.

Kekhawatiran tersebut dibayangi bahwa Iran mungkin akan menutup Selat Hormuz, yang menjadi salah satu titik utama untuk banyak pengiriman minyak dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Rabu (17/7), Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan AS "mencederai diri" dengan menarik diri dari perjanjian nuklirnya dengan Iran. Minyak mentah secara singkat menguat pada hari Kamis setelah Iran mengkonfirmasi penyitaan kapal tanker minyak di Teluk Persia pekan ini.

Siaran berita Press TV milik pemerintah Iran kemudian menayangkan rekaman tanker yang menghilang dari sistem pelacakan satelit global empat hari lalu. Korps Pengawal Revolusi Iran mengatakan kapal itu menyelundupkan bahan bakar ke luar negeri.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

18/7/2019

55,30

-1,48 poin

17/7/2019

56,48

-1,14 poin

16/7/2019

57,62

-1,96 poin

Harga (US$/barel)

Perubahan

 

18/7/2019

55,30

-1,48 poin

17/7/2019

56,48

-1,14 poin

16/7/2019

57,62

-1,96 poin

 

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019
TanggalHarga (US$/barel)Perubahan

18/7/2019

61,93

-1,73 poin

17/7/2019

63,66

-0,69 poin

16/7/2019

64,35

-2,13 poin

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper