Bisnis.com, JAKARTA—PT BNI Asset Management menilai sektor yang berkaitan dengan suku bunga dan tema investasi seperti sektor perbankan, konstruksi, properti, dan infrastruktur bakal menarik pada semester II/2019.
Presiden Direktur BNI Asset Management Reita Farianti menjelaskan, sektor-sektor tersebut akan diuntungkan oleh tone macro call dan arah kebijakan Pemerintah Joko Widodo selama periode 5 tahun ke depan.
“Selain itu, sektor yang berbasis ekonomi domestik masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dengan alokasi yang cenderung netral setelah peak demand pada semester I/2019 [lebaran dan Pemilu] sudah selesai,” kata Reita kepada Bisnis.com pada akhir pekan lalu.
Adapun, Reita memaparkan, dalam menyusun underlying asset reksa dana saham BNI Asset Management akan mengkombinasikan pendekatan top down dan bottom up pada paruh kedua tahun ini.
Dalam pendekatan top down, BNI AM melihat ekspektasi makro ke depan yang mana arah kebijakan berbagai bank sentral di dunia masih mendorong kebijakan moneter yang akomodatif dengan nada penurunan suku bunga.
Selain itu, kebijakan stimulus lainnya juga akan diberikan bank sentral dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di tengah tekanan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan tantangan perang dagang.
Baca Juga
“Hal ini sangat positif bagi liquidity flow yang dapat mengalir ke emerging market khususnya Indonesia,” jelas Reita.
Sementara dari sisi makroekonomi domestik, BNI AM melihat beberapa katalis positif seperti defisit neraca berjalan yang membaik, inflasi yang cukup terkendali, dan arah kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode keduanya yang sangat kondusif mendorong kegiatan investasi dan reformasi struktural lainnya.
Selanjutnya, dalam pendekatan bottom up, BNI AM akan melakukan pemilihan saham dengan melihat faktor spesifik yang menjadi fundamental emiten seperti proxy growth, reasonable valuation, dan momentum pergerakan harganya.
“Dengan mempertimbangkan faktor makro di atas, tentunya outlook pasar saham di semester II/2019 masih sangat positif dan IHSG berpotensi naik mencapai level di atas 6.850,” imbuh Reita.