Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Beragam, IHSG Menguat pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat menguat 0,21 persen atau 13,62 poin ke level 6.401,94 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,08 persen atau 4,87 poin di level 6.393,19.
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (9/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat menguat 0,21 persen atau 13,62 poin ke level 6.401,94 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,08 persen atau 4,87 poin di level 6.393,19.

IHSG melanjutkan penguatannya setelah pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (9/7), IHSG ditutup rebound 0,57 persen atau 36,50 poin ke level 6.388,32. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.393,19 – 6.411,67

IHSG menguat di saat pergerakan bursa saham lainnya di kawasan Asia cenderung variatif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang masing-masing melemah 0,29 persen dan 0,04 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,32 persen.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite melemah 0,02 persen, indeks CSI 300 menguat 0,12 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,66 persen.

Dilansir Reuters, pergerakan bursa saham Asia dipengaruhi oleh sikap hati-hati investor menjelang testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell, yang akan mengkonfirmasi atau mengacaukan harapan untuk pelonggaran kebijakan AS bulan ini.

Kurangnya inflasi yang mengkhawatirkan secara global adalah salah satu alasan investor mengandalkan testimony Jerome Powell agar terdengar sangat dovish ketika bersaksi di Kongres pada hari Rabu.

Pelaku pasar masih memperkirakan pasti ada pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 30-31 Juli mendatang, tetapi menurunkan proyeksi penurunan 50 basis poin.

"Kami masih berpikir kemungkinannya mendukung pemotongan 25 basis poin," kata Kevin Cummins, ekonom senior AS di NatWest Markets, seperti dikutip Reuters.

"Pertimbangan The Fed mengenai penurunan suku bunga tidak hanya tentang pertumbuhan tetapi juga tentang inflasi yang masih jauh di bawah target dan ekspektasi inflasi yang menuju ke tren pelemahan sebelum The Fed mengisyaratkan kemungkinan penurunan,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper