Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT United Tractors Tbk. masih mampu mencatatkan return positif di tengah gejolak harga komoditas global yang membayangi penjualan alat berat serta bisnis tambang perseroan. Mampukah pergerakan bertahan di zona hijau tahun ini?
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan emiten berkode saham UNTR itu ditutup menguat 400 poin atau 1,47% ke level Rp27.700 pada penutupan perdagangan, Selasa (9/7). Saham perseroan diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 8,46 kali.
Untuk periode berjalan 2019, saham UNTR masih tercatat bergerak dalam tren positif. Laju saham masih menguat 1,28%.
Dari sisi kinerja operasional per Mei 2019, lini usaha batu bara yang dijalankan oleh emiten berkode saham UNTR masih membukukan pertumbuhan secara tahunan untuk periode Januari 2019—Mei 2019.
Di bisnis pertambangan batu bara lewat entitas anak, PT Tuah Turangga Agung (TTA), tercatat volume penjualan masih tumbuh secara tahunan pada Januari 2019—Mei 2019. Realisasi tercatat naik dari 3,88 juta ton menjadi 4,03 juta ton.
Sementara itu, untuk bisnis jasa pertambangan, entitas anak PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melaporkan realisasi volume pengupasan lapisan batu bara atau overvurden removal (OB) 394,0 juta bank cubic meter (bcm) pada Januari 2019—Mei 2019. Realisasi itu naik 7,44% dari 366,7 juta bcm periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Adapun, di bisnis penjualan alat berat, merealisasikan volume penjualan alat berat komatsu 1.731 unit pada Januari 2019—Mei 2019. Realisasi itu turun 17,45% dari 2.097 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Senior Manager Research Analyst Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy memproyeksikan perseroan akan mampu membukukan pendapatan Rp99,53 triliun dan laba bersih Rp13,24 triliun pada 2019. Hal itu sejalan dengan realisasi kinerja keuangan kuartal I/2019 dan operasional yang solid hingga Mei 2019.
“Kami mempertahankan peringkat beli saham UNTR dengan target harga Rp31.000,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Selasa (9/7).
Dia menggarisbawahi sejumlah risiko investasi yakni penurunan harga komoditas global khususnya batu bara dan emas. Selain itu, volume OB yang lebih rendah dari ekspektasi 950 juta bcm pada 2019.
Melalui riset berbeda yang juga dipublikasikan melalui Bloomberg, Ryan Daniel, Research Associate PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia masih memberikan peringkat beli untuk saham UNTR. Target harga berada di level Rp33.500 per saham.
Dia menuliskan penjualan alat berat perseroan pada 289 unit pada Mei 2019 memang turun 34% secara tahunan. Akan tetapi, pencapaian itu tumbuh 11% secara bulanan.
“Menunjukkan peningkatan kinerja dari April 2019 tetapi softer dibanding rate bulanan kuartal I/2019 sebanyak 400 unit,” paparnya.