Bisnis.com, JAKARTA - Paladium diprediksi dapat memperpanjang reli rekor tertingginya dalam beberapa perdagangan pekan ke depan seiring dengan perundingan sengketa upah di Afrika Selatan mengarah pada pemogokan.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang tahun berjalan, paladium telah menjadi salah satu logam terpanas dan telah bergerak menguat 22,38%. Sejak 2009, paladium telah reli lebih dari 700%, menjadikannya salah satu komoditas dengan kinerja terbaik.
Kenaikan harga paladium tersebut didorong oleh persediaan pasokan yang lebih ketat dan penambang cenderung tidak mau mengeluarkan investasi modal tambang yang besar karena prospek permintaan juga cenderung meredup.
Namun, pada perdagangan Selasa (9/7/2019) hingga pukul 15.00 WIB, harga paladium bergerak melemah 1,15% menjadi US$1.543,73 per troy ounce.
Adapun, Afrika Selatan, wilayah yang memiliki hampir 40% kontribusi penambangan paladium global, telah lama mengalami sengketa terkait dengan jumlah upah buruh tambang antara serikat buruh dan perusahaan tambang.
Para serikat buruh tambang yang bergabung dalam Asosiasi Pekerja Ritel dan Konstruksi (AMCU) menuntut kenaikan upah sebesar 48% kepada beberapa tambang paladium besar, seperti Anglo American Platinum, Impala Platinum, dan Sibanye.
Baca Juga
Analis Liberum Capital London Ben Davis mengatakan bahwa Anglo American Platinum kemungkinan akan memiliki neraca keuangan yang dapat menahan pemogokan sehingga kemungkinan sengketa ini akan mengganggu produksi kecil. Apalagi, operasional utama tambang Angelo saat ini lebih modern.
"Sementara, Impala dan Sibanya tentu saja lebih terbuka, tetapi ketika kenaikan upah dituruti kedua perusahaan tersebut yang akan paling banyak mengalami kerugian," ujar Davis seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (9/7/2019).
Selain paladium, logam mulia lainnya yang akan mengalami keuntungan terhadap prediksi mogok kerja para buruh adalah platinum. Sebelumnya, pemogokan kerja buruh tambang Afrika Selatan telah terjadi pada 2014 silam. Akibat aksi mogok kerja tersebut membuat semua produksi logam platinum dan paladium terhenti.
Analis memprediksi, aksi pemogokan dapat memangkas produksi platinum sebanyak 40.000 ounces hingga 45.000 ounces per minggu.
Pada perdagangan Selasa (9/7/2019), platinum bergerak melemah 0,69% menjadi US$811,65 per troy ounce.