Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kesepakatan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (the Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan produsen minyak lainnya terkait dengan pemangkasan produksi telah memainkan peranan positif dalam menstabilkan harga minyak.
Menurutnya, stabilisasi pasar minyak merupakan kepentingan produsen dan konsumen minyak mentah. Masa depan kesepakatan produksi diperkirakan menjadi agenda ketika para pemimpin dunia bertemu pekan ini untuk KTT G20 di Jepang.
“Kami percaya bahwa perjanjian stabilisasi produksi kami dengan Arab Saudi dan OPEC secara umum memiliki efek positif pada stabilisasi perkiraan pasar,” katanya dalam wawancara dengan Financial Times, Kamis (27/6/2019), seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/6/2019).
Dia mengatakan, perjanjian Rusia dan Arab Saudi serta anggota OPEC lainnya tidak diragukan lagi untuk memperkuat stabilitas pasar minyak. “Mengenai apakah kami akan memperpanjang perjanjian, Anda akan mengetahuinya beberapa hari kedepan,” kata Putin.
Disinggung mengenai apakah Rusia akan mendukung kesepakatan perpanjangan pemangkasan produksi saat berakhir pada bulan ini, dia tidak akan menarik kesepakatan tersebut.
Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan akan membahas masalah energi selama pertemuan mereka di sela-sela KTT G20.
Baca Juga
Mereka akan bertemu hanya beberapa hari sebelum OPEC dan produsen minyak terkemuka lainnya, termasuk Rusia, berkumpul di Wina untuk membahas masa depan kesepakatan pengurangan produksi minyak global.
Sementara itu, harga minyak mentah belum beranjak dari zona merah, karena pelaku pasar masih menanti pertemuan terjadwal antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 dan pertemuan OPEC pekan depan.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 12:54 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menurun 0,67% atau 0,40 poin ke posisi US$59,03 per barel. Sementara harga Brent melemah 0,68% atau 0,45 ke posisi US$66,10 per barel.
Mengutip Reuters, Jumat (28/6/2019), para pemimpin negara-negara G20 bertemu pada hari ini dan besok di Osaka, Jepang. Namun, pertemuan yang paling dinanti adalah antara Trump dan Xi Jinping, Sabtu (29/6/2019).
Seperti diketahui, perselisihan antara dua rakasasa ekonomi dunia itu telah melemahkan harga minyak, serta menghembuskan ketakutan terhadap perlambatan ekonomi, sehingga bisa berbuntut pada pelemahan permintaan komoditas tersebut.
Bank ANZ dalam sebuah catatan menyatakan, sementara tak ada harapan gencatan senjata antar kedua belah pihak pada pertemuan G20, maka hal itu akan menentukan pertemuan OPEC beberapa hari kemudian.