Bisnis.com, JAKARTA - Emiten manufaktur logam, PT HK Metals Utama Tbk. menyiapkan strategi pendanaaan untuk ekspansi perseroan pada 2019, salah satunya melalui penerbitan surat utang.
Direktur Utama HK Metals Utama Ngasidjo Achmad mengatakan bahwa perseroan saat ini tengah membahas rencana instrumen utang pada tahun ini. Emiten dengan kode saham HKMU ini membutuhkan dana sekitar Rp300 miliar untuk ekspansi perseroan. "Ada rencana. Kami sedang bahas internal [penerbitan surat utang]. Kebutuhan sampai Rp300 miliar," katanya pada pekan lalu.
Ngasidjo menjelaskan, kebutuhan dana digunakan untuk modal kerja seiring penambahan 3 mesin baru aluminium ekstrusi. Mesin baru dari dana hasil IPO itu, sudah beroperasi sejak Februari dan April tahun ini.
Dia memerinci, perseroan membutuhkan modal kerja untuk setiap mesinnya sekitar Rp25 miliar - Rp30 miliar per bulan. Selanjutnya, perseroan menargetkan jenis instrumen utang yang akan diterbitkan akan diputuskan pada kuartal III/2019.
HKMU saat ini masih mempertimbangkan tingkat kupon dan bunga yang ada di pasar modal dan perbankan. Namun, pihaknya akan mengoptimalkan keberadaan perseroan yang merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
"Kami lihat mana yang paling menguntungkan. Kuartal III akan diputuskan akan perbankan atau capital market. Kami akan optimalkan sebagai perusahaan terbuka," imbuhnya.
Baca Juga
Pada tahun ini, perseroan mengincar pendapatan Rp1,26 triliun dan laba bersih sebesar Rp143 miliar. Target pendapatan dan laba bersih tahun ini masing-masing tumbuh sekitar 45,67% dan naik dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kontribusi bisnis manufaktur ditargetkan dapat berkontribusi 65% terhadap penjualan. Untuk mengejar target penjualan, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp97 miliar.
Belanja modal digunakan untuk pembelian mesin dan fasilitas produksi. "Dana itu sudah direalisasikan tahun ini menggunakan dana IPO. Sisanya berupa opex [operational expenditure] untuk produksi yang akan diperoleh melalui internal kas dan juga pinjaman perbankan," katanya.
Hingga kuartal I/2019, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp356,60 miliar atau tumbuh 54,79% secara tahunan. Adapun, laba bersih yang dicapai sebesar Rp34,84 miliar atau tumbuh 72,22% secara tahunan.
Ngasidjo memperkirakan, realisasi hingga kuartal II/2019 dapat mencapai Rp504 miliar. Proyeksi pendapatan pada semester I/2019 kurang dari 50% karena terkendala penyelenggaraan Pemilu pada April kemarin dan momentum Ramadan dan Lebaran yang menjadi tantangan bagi penjualan perseroan.
"[Proyeksi semester I] sekitar 40% karena banyak libur panjang. Pendapatan lebih tinggi pada kuartal III dan kuartal IV," imbuhnya.