Bisnis.com, JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk. merancang penerbitan obligasi dengan jumlah pokok Rp1,5 triliun sebagai sumber alternatif pendanaan perseroan.
Direktur Utama PP Lukman Hidayat menuturkan akan menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun. Strategi itu menjadi salah satu alternatif perseroan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan 2019. “Tahap awal [obligasi] sudah, jadi ini sisa penawaran umum berkelanjutan [PUB] kemarin,” ujarnya di Jakarta, Senin (10/6/2019).
Sebagai catatan, emiten bersandi PTPP itu telah mengantongi dana segar Rp1,5 triliun dari penerbitan obligasi pada Juli 2018. Jumlah tersebut berasal dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Tahap I 2018.
Obligasi tersebut telah mendapatkan peringkat A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Adapun, tiga perusahaan yang menjadi Penjamin Pelaksana Emisi yakni PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Selain melalui penerbitan obligasi, Lukman menyebut perseroan juga tengah memproses divestasi kepemilikan saham perseroan di sejumlah proyek. Skema itu akan ditempuh untuk kepemilikan di jalan tol Pandaan—Malang, jalan tol Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi, serta pelabuhan. “[Target dana] Rp450 miliar ya berkisar seperti itu,” imbuhnya.
Untuk ruas tol Pandaan—Malang, dia menuturkan divestasi akan dilakukan setelah pekerjaan seksi lima rampung. Menurutnya, terdapat beberapa investor baik dari dalam maupun luar negeri yang melirik proyek tersebut.
Di sisi lain, Lukman mengatakan pihaknya akan memacu belanja modal yang realisasinya masih rendah sampai dengan Mei 2019. Hal itu disebabkan izin sejumlah proyek yang sempat terhambat.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, perseroan menanggarkan belanja modal Rp8,73 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik dari proyeksi realisasi investasi 2018 yang mencapai Rp6,78 triliun.
Salah satu rencana investasi perseroan pada tahun depan yakni di bidang infrastruktur. PTPP mengalokasikan Rp1,27 triliun di sektor tersebut dari total anggaran belanja modal 2019.
Sebelumnya, Agus Purbianto, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PP mengungkapkan perseroan mendapatkan sejumlah kontrak baru sampai dengan April 2019. Pekerjaan itu di antaranya RDMP RU V Balikpapan Tahap II Rp3,38 triliun, jalan tol Indrapura Kisaran (lanjutan) Rp3 triliun, pesantren Mualimin Yogyakarta Rp470 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area Rp334 miliar, dan SPAM Gresik Rp300 miliar.
Dengan tambahan sejumlah kontrak baru itu, Agus menyebut perseroan membukukan kontrak baru Rp10,75 triliun per April 2019. Jumlah itu berasal dari kontrak baru induk Rp9,41 triliun dan anak usaha Rp1,34 triliun.
“Sampai dengan April 2019 ini, perseroan berhasil merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 21% dari total Rp50,30 triliun di akhir 2019,” ujarnya.
Pada 2019, total nilai kontrak baru yang dibidk PTPP senilai Rp50,3 triliun. Jumlah tersebut naik 16,97% dari proyeksi realisasi 2018 senilai Rp43 triliun.