Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor pelat merah, PT PP (Persero) Tbk. mengantongi kontrak baru Rp10,75 triliun per akhir April 2019 atau 21% dari target yang dibidik tahun ini.
Agus Purbianto, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PP mengungkapkan perseroan mendapatkan sejumlah kontrak baru sampai dengan April 2019. Pekerjaan itu di antaranya RDMP RU V Balikpapan Tahap II Rp3,38 triliun, jalan tol Indrapura Kisaran (lanjutan) Rp3 triliun, pesantren Mualimin Yogyakarta Rp470 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare Rp450 miliar, Sapras SPBU Rest Area Rp334 miliar, dan SPAM Gresik Rp300 miliar.
Dengan tambahan sejumlah kontrak baru itu, Agus menyebut perseroan membukukan kontrak baru Rp10,75 triliun per April 2019. Jumlah itu berasal dari kontrak baru induk Rp9,41 triliun dan anak usaha Rp1,34 triliun.
“Sampai dengan April 2019 ini, perseroan berhasil merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 21% dari total Rp50,30 triliun di akhir 2019,” ujarnya akhir pekan lalu.
Sampai dengan April 2019, lanjut dia, perolehan kontrak pemerintah berkontribusi 8,93%, Badan Usaha Milik Negara 67,59%, dan swasta 23,46%. Dari sisi tipe atau jenis pekerjaan komposisinya yakni jalan dan jembatan 32,23%, minyak dan gas 31,48%, geudng 24,42%, industri 6,51%, railway 4,19%, dan power plant 1,17%.
“Manajemen optimistis target kontrak baru tahun ini akan tercapai,” imbuh dia.
Baca Juga
Sebagai catatan, total nilai kontrak baru yang diincar emiten berkode saham PTPP itu senilai Rp50,3 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik 16,97% dari proyeksi realisasi 2018 senilai Rp43 triliun.
Manajemen PP sebelumnya mengungkapkan kontrak baru pada 2019 masih didominasi dari sektor konstruksi dengan 63%. Selanjunya, pekerjaan EPC diproyeksikan mampu berkontribusi sekitar 12%.
Adapun, dua entitas anak usaha PT PP Presisi Tbk. dan PT PP Properti Tbk. diharapkan mampu berkontribusi masing-masing 11% dan 9% terhadap total nilai pekerjaan baru tahun depan.
Pada kuartal I/2019, PTPP mengantongi pendapatan Rp4,96 triliun atau tumbuh 34,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,68 triliun. Dari situ, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp175,65 miliar atau tumbuh 12,52% secara tahunan.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, analis PT SucorSekuritas Joey Faustian memproyeksikan kontrak baru PTPP akan tumbuh 9% menjadi Rp47 triliun pada 2019. Perkiraan itu lebih konservatif dibandingkan panduan yang diberikan perseroan Rp50 triliun.
Pihaknya masih merekomendasikan beli untuk saham PTPP. Target harga saham perseroan berada di level Rp2.800 per lembar.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham PTPP ditutup menguat 65 poin atau 3,77% ke level Rp1.790 pada penutupan perdagangan, Jumat (17/5/2019). Untuk periode berjalan 2019, pergerakan kontraktor pelat merah itu terkoreksi tipis 0,83%.
Adapun, saham PTPP diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 15,84 kali dengan total kapitalisasi pasar Rp11,10 triliun.