Bisnis.com, JAKARTA — PT Barito Pacific Tbk. berencana melakukan aksi korporasi pemecaha nilai nominal saham perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip, Sabtu (1/6/2019), Barito Pacific mengumumkan rencana rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), yang dijadwalkan berlangsung 19 Juli 2019. Dalam kesempatan itu, perseroan hanya mengajukan satu mata acara.
“Persetujuan atas pemecahan nilai nominal saham perseroan sehingga mengakibatkan perubahan Pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan,” tulis manajemen dalam surat yang ditandatangangi oleh Direktur Independen Barito Pacific David Kosasih.
Bloomberg mencatat, saham emiten sandi BRPT itu tersungkur 250 poin atau 7,04 persen ke level Rp3.300 pada penutupan perdagangan, Jumat (31/5/2019). Kendati demikian, sepanjang periode berjalan 2019, laju saham perseroan tercatat masih menghasilkan return positif 38,08 persen.
Adapun, total kapitalisasi pasar yang dimiliki BRPT saat ini senilai Rp58,71 triliun.
Sebelumnya, Direktur Independen Barito Pacific David Kosasih menjelaskan bahwa anggaran belanja modal untuk bisnis petrokimia senilai US$460 juta. Selanjutnya, alokasi untuk sektor energi sekitar US$80 juta hingga US$100 juta.
Lebih lanjut, David menuturkan perseroan akan menyelesaikan beberapa proyek ekspansi di lini bisnis petrokimia. Menurutnya, satu pabrik polypropylene dengan skala cukup besar akan selesai tahun ini.
Fasilitas itu menurutnya akan memiliki kapasitas produksi 400.000 ton per tahun. Dalam ekspansi itu, perseroan tidak menggandeng mitra lain.
“Total investasi [pabrik polypropylene] US$350 juta sampai US$400 juta,” ujarnya.