Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Konstruksi Ramai-Ramai Divestasi Proyek Investasi

PT Wijaya Karya (persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.. membidik tambahan dana segar dari divestasi kepemilikan saham di proyek investasi perseroan untuk memperkuat neraca keuangan dan menjaga pertumbuhan kinerja.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.. membidik tambahan dana segar dari divestasi kepemilikan saham di proyek investasi perseroan untuk memperkuat neraca keuangan dan menjaga pertumbuhan kinerja.

Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan divestasi kepemilikan saham perseroan di proyek investasi masih berjalan. Pihaknya mengharapkan proses penjualan kepemilikan di ruas tol Surabaya—Mojokerto (Sumo) dapat rampung pada Mei 2019.

“Kami akan lepas seluruh kepemilikan di ruas tol Sumo,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (16/5/2019).

Ade belum membeberkan berapa dana yang didapat lewat divestasi tersebut. Akan tetapi, pihaknya menyebut investor yang membeli kepemilikan perseroan berasal dari dalam negeri.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, emiten berkode saham WIKA itu mengempit kepemilikan 20% di ruas tol Sumo. Sisanya, kepemilikan dipegang oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 55% dan PT Moeladi 25%.

Manajemen WIKA menjelaskan bahwa divestasi dilakukan untuk semua investasi yang bersifat jangka panjang. Salah satu objek yang masuk kategori tersebut yakni jalan tol.

Divestasi merupakan salah satu strategi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan perseroan. Lewat opsi yang ditempuh, WIKA mengklaim akan memperbesar kapasitas balance sheet atau neraca keuangan.

Adapun, WIKA memproyeksikan dapat mengantongi Rp700 miliar melalui divestasi kepemilikan perseroan di sejumlah objek investasi pada 2019.

Sementara itu, Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP menjelaskan bahwa perseroan akan melakukan divestasi kepemilikan saham perseroan di ruas jalan tol Pandaan—Malang. Pihaknya ingin menurunkan porsi kepemilikan hingga menjadi sekitar 17,5%.

Seperti diketahui, jalan tol Pandaan—Malang membentang sepanjang 38,48 kilometer dari Pandaan, Kabupaten Pasuruan sampai Sawojajar, Kota Malang. Ruas ini dimiliki oleh PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) yang didalamnya terdiri atas PP, Jasa Marga, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

“Kami upayakan tahun ini [semester II/2019] selesai [divestasi Pandaan-Malang],” ujarnya.

Selain jalan tol, dia menyebut emiten berkode saham PTPP itu akan melakukan divestasi kepemilikan di pelabuhan. Menurutnya, terdapat beberapa proyek investasi dengan kepemilikan di atas 20% yang bakal didivestasi pada tahun ini dengan target perolehan dana sekitar Rp500 miliar.

Sebelumnya, Director of Finance and Strategy Waskita Karya Haris  Gunawan sebelumnya mengungkapkan tengah melakukan pembahasan divestasi jalan tol dengan calon investor untuk tiga ruas mayoritas perseroan yang berada di Trans-Jawa. Calon investor tersebut yakni badan usaha milik negara (BUMN) Fund (private investment firm) yang diiniasi oleh Kementerian BUMN, PT Bandha Investasi.

Haris mengatakan Bandha Investasi akan berkolaborasi dengan Macquarie Group dan Jasa Marga untuk membeli kepemilikan saham di tiga ruas milik perseroan yakni Kanci—Pejagan, Pejagan—Pemalang, dan Pasuruan—Probolinggo. 

“Mereka [Bandha Investasi] menyiapkan dana sekitar US$600 juta,” ujarnya.

Untuk mengempit kepemilikan di tiga ruas tersebut, dia menyebut investor akan membeli reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang telah diterbitkan. Selain itu, pihaknya juga akan menawarkan sisa kepemilikan 30% yang dimiliki oleh perseroan melalui PT Waskita Toll Road (WTR).

Selain ruas tol mayoritas, Haris menyebut perseroan juga telah mendapat non binding offer (NBO) dari calon investor asal Hong Kong. Rencananya, sang pemodal akan membeli kepemilikan WSKT di tiga ruas kepemilikan minoritas perseroan yakni Solo—Ngawi, Ngawi—Kertosono, dan Semarang—Batang.

Secara terpisah, analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Saragih menilai langkah yang ditempuh oleh ketiga emiten kontraktor pelat merah itu sudah tepat. Pasalnya, bisnis utama mereka yakni perusahaan konstruksi bukan pemilik konsesi jalan tol.

“Dampaknya juga saya kira akan bagus untuk mereka karena kan membukukan laba lain-lain dari hasil penjualan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper