Bisnis.com, JAKARTA - Pencapaian kontrak baru PT Adhi Karya (Persero) Tbk. hingga akhir April 2019 tercatat senilai Rp3,9 triliun.
Realisasi kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari lini bisnis konstruksi dan EPC sebesar 81persen, sedangkan sisanya sebesar 19 persen merupakan proyek-proyek dari Iini bisnis lainnya.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan bahwa berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari pengerjaan gedung sebanyak 69 persen, dermaga 6 persen, jalan dan jembatan 2 persen, serta infrastruktur sebesar 23 persen.
“Proyek kereta api adalah proyek andalan Adhi Karya, karena kami menyadari bahwa proyek kereta api ini baru muncul, jadi ke depan proyek-proyek ini akan besar,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Budi mengatakan bahwa porsi proyek pengerjaan infrastruktur kereta api menyumbang porsi 35 persen terhadap pendapatan perseroan.
Pada tahun ini, emiten berkode saham ADHI tersebut akan mengikuti tender pengerjaan proyek kereta api bermodel LRT sepanjang 20 km di Medan, Sumatra Utara. Adapun nilai proyek tersebut senilai Rp12 triliun.
Selain itu, ADHI tengah mengincar untuk pengerjaan proyek yang sama di beberapa daerah lainnya yakni Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Selatan.
“Kami sudah berpengalaman di LRT jadi lebih unggul dengan teman lain,” ujarnya.
Sementara itu, Adhi Karya mendapatkan kontrak untuk mengerjakan proyek jalan tol Solo-Yogyakarta dengan total panjang 90 km yang ditargetkan dapat dikerjakan perseroan pada tahun ini.
Direktur Adhi Karya Partha Sarathi mengatakan bahwa proyek tersebut akan dikerjakan melalui beberapa fase pengerjaan. Untuk fase pertama perseroan akan mengerjakan tol Solo—Prambanan sepanjang 30 km dengan estimasi pendapatan senilai Rp6 triliun.
“Total nilai semuanya kira-kira Rp20 triliun,” katanya.
Sementara itu, ADHI mendapatkan kontrak untuk mengerjakan proyek bersama dengan PT Jakarta Toll Road Development (JTD) pada enam ruas jalan tol dalam kota sepanjang 71,3 km.
Pada tahun ini, perseroan mengerjakan fase pertama pada proyek tersebut pada ruas Kelapa Gading—Pulo Gebang, Semanan—Grogol, Grogol—Kelapa Gading sepanjang 22,3 km.
“Seluruh proyek tersebut akan diprediksi selesai 3 tahun—4 tahun dengan nilai Rp45 triliun,” pungkasnya.