Bisnis.com, JAKARTA—PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) menargetkan pendapatan perseroan dapat melebihi Rp8 triliun pada tahun ini. Adapun belanja modal yang disiapkan senilai Rp500 miliar.
Managing Director PT Kresna Graha Investama Tbk. Surjandy Jahja menyampaikan bahwa pendapatan perseroan pada 2018 yang senilai Rp7,21 triliun saja telah melampaui target yang dipasang sekitar Rp4 triliun—Rp5 triliun pada awal tahun.
“Tahun lalu pendapatan mencapai Rp7,21 triliun, tahun ini kami harapkan lebih dari Rp8 triliun untuk top line,” katanya dalam paparan publik Kresna Graha Investama di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Head of Business Analyst KREN Stanley Tjiandra menambahkan, untuk mencapai target tersebut pada tahun ini perseroan akan mengeluarkan belanja modal minimal sekitar Rp400 miliar—Rp500 miliar yang berasal dari kas internal.
“Fokus bisnis kami masih tetap sama tahun ini, yaitu lebih banyak sinergi dari beberapa investasi dari anak-anak usaha terutama dari sektor digital,” kata Stanley.
Jahja menambahkan, pada semester II/2019 nanti diharapkan kontribusi dari anak-anak usaha akan semakin signifikan. Perseroan pun berencana mengantarkan 4 perusahaan yang terafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan KREN untuk mendaftar di bursa pada paruh kedua tahun ini.
Baca Juga
“Ada anak usaha, yang berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan perseroan, akan kami dorong untuk mendaftar di BEI. Tentu saja itu akan meningkatkan pendapatan perusahaan karena mereka lebih agresif untuk bisa tumbuh,” tutur Jahja.
Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven juga mengungkapkan, perseroan menargetkan untuk dapat membawa 5—6 perusahaan untuk IPO hingga akhir tahun.
Terdekat, Kresna Sekuritas akan mendaftarkan perusahaan klub sepakbola Bali United di Bursa Efek Indonesia. Hal itu pun telah mengundang sejumlah klub sepak bola lainnya untuk ikut IPO.
“Selain Bali United, ada beberapa lagi klub sepakbola yang sudah berbicara dan ingin bertemu untuk. menanyakan kemungkinan IPO, Setelah kami membantu Bali United, jadi banyak yang bertanya perusahaan sepak bola kok bisa go public” imbuh Michael.