Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dan melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (29/4/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG terpantau melemah 0,27 persen atau 17,45 poin ke level 6.383,63 pada pukul 09.18 WIB, setelah dibuka turun 0,20 persen atau 12,470 poin di level 6.388,38.
Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.376,70 – 6.396,58. Adapun pada perdagangan Jumat (26/4), IHSG mampu mengakhiri pergerakannya di zona hijau dengan kenaikan 0,44 persen atau 28,29 poin di level 6.401,08.
Sebanyak enam dari sembilan sektor bergerak di zona merah pagi ini, dipimpin sektor aneka industri (-1,08 persen) dan barang konsumsi (-0,76 persen). Tiga sektor lainnya bergerak di zona hijau, dipimpin sektor properti yang naik 0,33 persen.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 1,98 persen dan 1,31 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir ke zona merah dan turun 0,32 persen atau 1,82 poin ke level 560,47, setelah berakhir dengan penguatan 0,72 persen atau 4,05 poin di posisi 562,30 pada perdagangan Jumat (26/4).
Sebaliknya, indeks saham lainnya di Asia mayoritas terpantau bergerak positif pagi ini, di antaranya adalah indeks Hang Seng Hong Kong (+0,61 persen), serta indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China yang masing-masing naik 0,11 persen dan 0,63 persen.
Sejumlah faktor global dan domestik diprediksi akan membebani pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa fokus pasar pagi ini adalah Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika yang secara kuartalan naik cukup tinggi.
Namun, data Core PCE secara kuartalan pada kuartal I/2019 kembali turun seiring dengan turunnya PCE Price Index, yang berarti akan terus memperkecil kenaikan tingkat suku bunga The Fed tahun ini. Sebagian di Amerika bahkan mulai berspekulasi bahwa The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya.
“Penantian berikutnya adalah FOMC meeting mengenai keputusan kebijakan dan konfrensi pers The Fed pada hari Rabu nanti yang diikuti dengan konferensi dari pejabat The Fed pada tanggal 3 Mei 2019,” papar Nico dalam riset hariannya.
Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data ekonomi dalam negeri, yaitu inflasi. Inflasi bulanan diprediksi naik dari sebelumnya 0,11 persen menjadi 0,13 persen dan secara tahunan naik dari sebelumnya 2,48 persen menjadi 2,50 persen.
Selain itu, BI juga melihat potensi inflasi secara keseluruhan pada tahun 2019 turun dari proyeksi awal yang sebesar 3,5 persen dari kisaran yang ditetapkan 2,5 persen - 4,5 persen.
"Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak melemah dan di-trading-kan pada level 6.348 – 6.453," lanjutnya.