Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Jaringan 5G : XL Axiata (EXCL) Masih Review Kerja Sama dengan Huawei

Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. menyampaikan masih menjajaki peninjauan ulang (review) dan evaluasi kerja sama pengembangan jaringan 5G dengan Huawei Technologies Co. Adapun sejumlah negara telah mulai mengasingkan Huawei dari pengembangan jaringan 5G lantaran alasan keamanan nasional.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini (tengah), Direktur Allan Bonke (kiri), Direktur Yessie D. Yosetya (kedua kiri), Direktur Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin (kedua kanan) dan Direktur Abhijit Navalekar berbincang di sela-sela RUPST di Jakarta, Senin (29/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. menyampaikan masih menjajaki peninjauan ulang (review) dan evaluasi kerja sama pengembangan jaringan 5G dengan Huawei Technologies Co. Adapun sejumlah negara telah mulai mengasingkan Huawei dari pengembangan jaringan 5G lantaran alasan keamanan nasional.

CTO XL Axiata Yessie D. Yosetya mengungkapkan bahwa Huawei masih merupakan salah satu dari mitra teknologi emiten berkode saham EXCL tersebut. “Sampai saat ini, kami masih dalam wacana review dan evaluasi karena sebetulnya yang kami evaluasi adalah kemampuan dari sisi teknologi dan biaya, sambil melihat apa yang terjadi di negara lain,” katanya dalam paparan publik XL Axiata di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Oleh karena itu, Yessie menegaskan, saat ini perseroan belum mengambil posisi terkait masa depan kerja sama EXCL dengan Huawei.

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menambahkan bahwa ekosistem 5G di Indonesia sendiri masih jauh dari matang. Pasalnya, saat ini belum tersedia perangkat yang kompatibel dengan jaringan 5G, user cases masih sedikit, serta ketersediaan spektrum belum ada. "Kalau menurut kami di Indonesia mungkin 5G paling tidak masih 3--5 tahun dari sekarang," tutur Dian.

Sementara itu, dilansir dari Bloomberg, belakangan ini Amerika Serikat kian gencar untuk membujuk negara mitranya untuk melarang masuknya produk jaringan dari negara-negara yang tidak memiliki sistem kehakiman independen.

Hal itu merupakan upaya AS untuk mengajak negara-negara mitra supaya mengasingkan perusahaan asal China, seperti Huawei Technologies Co. dan ZTE Corp., dari kompetisi pengembangan jaringan telekomunikasi 5G di Eropa dan Asia.

Rob Strayer, Deputi Asisten untuk Kebijakan Siber di State Department of USA, menyampaikan bahwa negara-negara Eropa telah memberikan sinyal untuk memperkuat aturan yang dapat “membekukan” produk 5G asal China di Benua Biru. 

Namun demikian, beberapa negara Eropa tetap ada yang tidak mengindahkan peringatan AS bahwa Huawei merupakan mata-mata China.

Sejauh ini, negara-negara seperti Jepang, AS, Australia, dan Selandia Baru telah secara efektif memblokir peran serta Huawei dalam mengembangkan infrastruktur jaringan 5G di negaranya. Sementara Inggris dan Kanada juga tengah mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama, dengan alasan Huawei kemungkinan membawa risiko yang dapat mengancam keamanan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper