Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. telah menyerap seluruh dana dari penerbitan obligasi dan sukuk yang ditawarkan. Perseroan menggunakan hasil bersih dari penerbitan surat utang tersebut untuk belanja modal BSS, radio base station, fiber optic, dan keperluan lainnya.
Dalam paparan publik yang disampaikan perseroan, dana hasil bersih PUB Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata/2019 yang senilai Rp631,55 miliar dan dana bersih PUB Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata/2019 yang senilai Rp637,78 miliar telah digunakan seluruhnya untuk belanja modal berupa base station subsystem (BSS) dan transmisi fiber optic.
Selanjutnya, realisasi dari penggunaan dana hasil PUB Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I/2018 yang senilai Rp994,199 miliar telah terserap sebanyak Rp947,47 miliar per akhir Desember 2018. Dana tersebut digunakan untuk belanja modal berupa radio base station, jaringan fiber optic, dan belanja modal lainnya.
Sementara itu, sisanya ditempatkan oleh perseroan sebagai deposito di PT Bank Bukopin Tbk. dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 9,25% dan juga telah dibelanjakan seluruhnya untuk membiayai capex hingga 31 Januari 2019.
Untuk hasil bersih PUB Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata tahap I/2018 yang senilai Rp994,46 miliar juga telah digunakan seluruhnya untuk belanja modal berupa radio base station, jaringan fiber optic, dan belanja modal lainnya.
CTO PT XL Axiata Tbk. Yessie D. Yosetya menyampaikan, emiten berkode saham EXCL tersebut tengah gencar mempersiapkan infrastruktur untuk jaringan 5G, dengan memperpanjang jaringan fiber optic, di Indonesia sembari menanti kebijakan frekuensi dari pemerintah.
Baca Juga
“Dana capex juga akan dialokasikan untuk fiberisasi, yang nantinya akan jadi fondasi untuk 5G, kurang lebih 50% dari belanja modal,” kata Yessie dalam paparan publik XL Axiata, Senin (29/4/2019).
Yessie menjelaskan, perseroan akan fokus untuk menggelar serat optik pada tahun ini, baik serat optik yang langsung terhubung ke situs jaringan maupun yang terhubung ke jaringan backbone dan persiapan untuk upstreaming internet.
Sementara itu, EXCL juga masih berdialog dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) terkait dengan lisensi frekuensi 5G nantinya. Pasalnya, Yessie mengungkapkan, jaringan 5G membutuhkan bandwith yang sangat lebar sehingga memerlukan perubahan struktur biaya frekuensi.
Adapun, alokasi belanja modal EXCL untuk pengembangan jaringan 5G pada tahun ini memang lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya, yang dikatakan Yessie tidak pernah mencapai 40% dari capex.
Perseroan sebelumnya lebih banyak mengalokasikan anggaran pembangunan jaringan untuk membangun infrastruktur radio seperti menara dan base transnceiver station.
Namun, dengan perubahan pola konsumsi internet beberapa tahun terakhir, EXCL mulai fokus memberikan pengalaman internet yang baik lewat pembangunan infrastruktur transportasi data melalui pembangunan jaringan serat optik.
Sebelumnya, Yessie menuturkan perseroan berencana menambah kabel serat optik sepanjang sekitar 2.500 km lagi pada tahun ini.
Fokus pembangun jaringan serat optik EXCL adalah di daerah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Tiga wilayah tersebut menjadi prioritas perusahaan karena menunjukkan kenaikan trafik yang signfikan. Tambahan jaringan serat optik tersebut akan memperkuat jaringan jaringan backbone serat optik XL yang hingga saat ini telah mencapai lebih dari 45.000 km.
XL Axiata menganggarkan Rp7,5 triliun untuk belanja modal pada 2019, belanja tersebut lebih tinggi Rp700 miliar dibandingkan dengan 2018 yang senilai Rp6,8 triliun. Rencananya 80% dari dana tersebut akan digunakan untuk perluasan jaringan.
Perseroan terus membangun jaringan 4G LTE yang saat ini difokuskan di wilayah luar Jawa. Hingga akhir 2018, jaringan 4G Axiata telah melayani sekitar 400 kota/kabupaten dengan hampir 30.000 BTS 4G.