Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofarma (Persero) Tbk. mengincar keuntungan Rp8 miliar pada 2019 setelah menekan kerugian yang dibukukan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan 2018, Indofarma membukukan penjualan bersih Rp1,59 triliun pada 2018. Pencapaian itu turun 2,35% dari Rp1,63 triliun pada 2017.
Beban pokok penjualan perseroan tercatat senilai Rp1,30 triliun per akhir 2018. Posisi itu turun 2,95% dari Rp1,34 triliun pada 2017.
Dari sisi beban, perseroan menekan beban penjualan 10,01% secara tahunan pada 2018. Akan tetapi, masih terjadi kenaikan beban umum dan administrasi 23,16%.
Dari situ, perseroan membukukan rugi yang yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp32,73 miliar per akhir tahun lalu. Jumlah itu turun 29,28% dari Rp46,28 miliar pada 2017.
Apabila dibandingkan dengan realisasi 2017 maka boleh dibilang pencapaian emiten berkode saham INAF itu membaik. Pasalnya, saat itu rugi INAF melebar 166,58% dari Rp17,36 miliar pada 2016 menjadi Rp46,28 miliar.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, manajemen INAF menyebut pencapaian 2018 berkat banyaknya bisnis yang diperoleh dari tender Kementerian Kesehatan. Selain itu, perseroan memperoleh pendapatan-pendapatan lain dari penjualan aset kerja sama operasi anak usaha.
Untuk memperbaiki kinerja pada 2019, INAF telah memiliki serangkaian strategi. Hal itu disampaikan oleh Direktur Keuangan & Human Capital Herry Triyatno saat dihubungi Bisnis.
Herry menuturkan sedang melakukan pembenahan portofolio bisnis. Tujuannya, agar penjualan perseroan yang terkonsentrasi kepada produks generik lebih terdiversifikasi.
Pada tahun ini, dia menyebut penjualan obat bermerek dan alat kesehatan akan ditingkatkan. Dua sektor itu diharapkan dapat memberikan margin yang lebih baik.
“Kami mencanangkan kinerja yang lebih baik dari rugi Rp32 miliar pada 2018 menjadi untung Rp8 miliar pada 2019,” jelasnya, Jumat (5/4/2019).
Mengacu data di situs resmi perseroan, saat ini INAF memiliki sejumlah produk yakni obat generik berlogo, over the counter (OTC), ethical, diagnostik, medical instruments, dan pharmeuceutical instruments. Pada 2018, penjualan obat berkontribusi 43,42% terhadap penjualan bersih, diikuti makanan kesehatan 41,50%, reagensia 7,86%, alat kesehatan 5,26%, dan lain lain 1,96%.