Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Vale Indonesia (INCO) Tahan Dividen untuk Ekspansi

PT Vale Indonesia Tbk. menahan dividen 2018 sejalan dengan tingginya kebutuhan belanja modal perseroan pada tahun ini.
M. Nurhadi Pratomo
M. Nurhadi Pratomo - Bisnis.com 02 April 2019  |  15:32 WIB
Vale Indonesia (INCO) Tahan Dividen untuk Ekspansi
Manajemen PT Vale Indonesia Tbk. berfoto usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (2/4/2019). - Bisnis/M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. tidak membagikan dividen untuk kinerja keuangan 2018 sejalan dengan tingginya kebutuhan belanja modal perseroan pada tahun ini.

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan perseroan sudah menyampaikan kepada pemegang saham untuk tidak membagikan dividen. Pertimbangan utama yakni kondisi kas perseroan sehingga keuntungan dicadangkan.

“Pada 2019 akan ada kebutuhan capital yang cukup besar dibandingkan dengan 2018,” ujarnya ketika ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Bernardus mengungkapkan dua proyek pengembangan besar yang dibidik perseroan yakni pengembangan smelter feronikel di Bahadopi, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pihaknya menyebut proyek tersebut tengah dalam proses negosiasi final.

Bernardus mengatakan perseroan menganggarkan belanja modal senilai US$165 juta pada 2019. Rencana itu naik dua kali lipat dari US$83 juta pada 2018.

Sebagai sumber pendanaan, sambungnya, perseroan akan menggunakan kas internal. Menurut Bernardus, perseroan menghasilkan laba sekitar US$60 juta pada 2018.

“[Sebesar] US$165 juta akan diambil dari kas internal sehingga akan tersedot cukup besar,” jelasnya

Berdasarkan laporan keuangan 2018, emiten pertambangan logam itu membukukan pendapatan sebesar US$776,9 juta pada 2018 atau tumbuh 23,45% secara year-on-year (yoy). Dari situ, perseroan membukukan laba bersih US$60,51 juta, setelah pada 2017 mencatatkan rugi bersih US$15,27 juta.

Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu faktor pengerek kinerja perseroan adalah harga jual feronikel pada 2018 yang lebih tinggi 27% dibandingkan tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

vale indonesia tbk
Editor : Annisa Margrit

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top