Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan rilis data ekonomi China berpotensi menambah tekanan bagi harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Rabu (27/3/2019).
Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono mengatakan berdasarkan perkembangan pasar modal global Selasa (26/3) malam, tampaknya sentimen bagi pergerakan harga SUN hari ini cenderung negatif.
Hal tersebut tercermin dari kenaikan indeks dolar AS ke kisaran 96,76 poin dari sebelumnya di kisaran 96,56 poin, yang didorong oleh pelemahan euro terhadap dolar AS kurang lebih sebesar 0,42%. Pelemahan terjadi setelah data Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Sentiment Index) Jerman April 2019 dan Indeks Keyakinan Bisnis (Business Confidence Index) Prancis Maret 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar.
Kenaikan indeks dolar AS tersebut berpotensi mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada hari ini, yang pada akhirnya mendorong kenaikan yield dan penurunan harga SUN di pasar sekunder.
Selain itu, potensi rupiah untuk melemah terhadap dolar AS juga bertambah. Hal ini terkait adanya agenda rilis data Pertumbuhan Industrial Profit China per Februari 2019, yang bakal disampaikan sekitar pukul 08.30 WIB.
Dhian memprediksi ada potensi berlanjutnya perlambatan, yang didasarkan pada analisis cross correlation terhadap data PMI Manufaktur China.
"Didasarkan pada proyeksi melemahnya harga SUN di pasar sekunder hari ini dan ekspektasi kenaikan harga esok hari, kami menyarankan investor untuk fokus pada perdagangan SUN benchmark FR0077, FR0078, FR0068, dan FR0079 dengan rekomendasi beli," sebutnya dalam riset harian, Rabu (27/3).
Sementara itu, untuk investasi jangka panjang, fokus pada perdagangan FR0059, FR0065, dan FR0075 dengan rekomendasi beli.
Berikut proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri SUN yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 95,00 (7,04%) - 95,35 (6,93%)
FR0077 (15 Mei 2024): 104,35 (7,10%) - 104,70 (7,02%)
FR0064 (15 Mei 2028): 90,00 (7,67%) - 90,50 (7,58%)
FR0078 (15 Mei 2029): 104,10 (7,66%) - 104,60 (7,59%)
FR0065 (15 Mei 2033): 87,30 (8,15%) - 87,60 (8,11%)
FR0068 (15 Maret 2034): 102,30 (8,11%) - 103,00 (8,03%)
FR0075 (15 Mei 2038): 93,90 (8,13%) - 94,40 (8,08%)
FR0079 (15 April 2039): 102,55 (8,11%) - 103,00 (8,07%)
Adapun rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.165-Rp14.229 dengan kecenderungan melemah.
Berikut review perdagangan Selasa (26/3):
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: +29,60 bps to 104,57 (7,05%)
FR0078: +22,20 bps to 104,62 (7,59%)
FR0068: +09,00 bps to 103,14 (8,01%)
FR0079: -00,80 bps to 102,72 (8,10%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: -0,002 point to 2,24%
UST 5yr: +0,023 point to 2,20%
UST 10yr: +0,024 point to 2,42%
UST 30yr: +0,015 point to 2,88%
German Bund 10yr: +0,011 point to -0,02%
UK Gilt 10yr: +0,017 point to 1,01%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -3,76% to 40,99
CDS 5yr: -2,08% to 88,23
CDS10yr: -2,99% to 172,38
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: +1,87% to $59,94 per barrel
BRENT: +1,13% to $67,97 per barrel