Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Global Masih Jadi Penggerak SUN Pekan Ini

Tim riset Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memprediksi pada pekan terakhir Maret, 25-29 Maret 2019, faktor global diprediksi masih menjadi penggerak pasar obligasi Indonesia.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA—Tim riset Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memprediksi pada pekan terakhir Maret, 25-29 Maret 2019, faktor global diprediksi masih menjadi penggerak pasar obligasi Indonesia.

Kinerja pasar berpotensi melemah sejalan dengan meningkatnya concern pelaku pasar terhadap isu perlambatan ekonomi secara global pasca-yield US Treasury kembali menunjukkan gejala inverted (yield tenor pendek lebih tinggi daripada tenor menengah).

“Selain itu, wait and see investor terhadap hasil voting proposal Brexit di parlemen Inggris turut membatasi pergerakan pasar obligasi domestik,” ungkap tim riset IBPA dalam riset mingguan, Selasa (26/3/2019).

IBPA mencatat, yield seluruh tenor kompak bergerak turun/bullish sepanjang pekan lalu, baik obligasi negara maupun obligasi korporasi.

Kurva PHEI-IGSYC (PHEI-Indonesia Government Securities Yield Curve) berpola bullish. Yield seluruh tenor 1-30 tahun kompak turun dan mencatatkan penurunan rata-rata hingga –14,86bps wow.

Kurva PHEI-ICBYC (PHEI-Indonesia Corporate Bonds Yield Curve) turut berpola bullish. Seluruh tenor dan rating juga kompak mencatatkan penurunan yield dengan rata-rata turun sebesar –16,20 bps wow. 

Pekan lalu, indeks obligasi komposit Indonesia atau ICBI melanjutkan rally dan mencatatkan return mingguan +1,09% wow ke level 251,7275. Indeks obligasi negara INDOBeXG-Total Return naik paling tinggi yakni +1,16%wow, sedangkan indeks obligasi korporasi INDOBeXC-Total Return naik sebesar +0,60%wow. 

Optimisme pasar terhadap dipertahankannya FFR oleh the Fed di level 2,25%-2,50% pada rapat FOMC bulan ini tampak mengendalikan pergerakan pasar obligasi pekan ini. ICBI naik paling tinggi hingga +0,63% setelah the Fed tidak hanya memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya pada rapat kali ini tapi juga hingga akhir tahun 2019.

Katalis positif lainnya pekan lalu berasal dari penguatan rupiah yang mana per 22 Maret 2019 ditutup menguat +97,0 poin wow di level Rp14.163/US$ (Bloomberg). Terapresiasinya rupiah sejalan dengan derasnya dana asing yang masuk ke pasar SBN. Pekan lalu (18-20 Maret), net buy asing di pasar SBN telah mencapai Rp11,41tn.

Pada perdagangan pekan lalu, aktivitas pasar sekunder obligasi terpantau meningkat dari sisi frekuensi. Rata-rata   frekuensi harian naik +13,20% wow menjadi 780 transaksi/hari dari 689 transaksi/hari.

Namun, volume harian turun –4,23% wow menjadi Rp13,81tn/hari dari Rp14,21tn/hari. Penurunan volume terjadi pada transaksi SUN tenor menengah-panjang. Kedua tenor tersebut mencatatkan akumulasi penurunan volume harian sebesarRp570miliar/hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper