Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Usia ke-22, Ini Perjalanan Wijaya Karya Beton (WTON) dari Divisi Usaha sampai Jadi Tbk.

Bermula dari Divisi Produk Beton di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya Beton Tbk., kini menjelma menjadi emiten dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp4,84 triliun.
Wijaya Karya Beton menggelar Wika Beton 2019 Employee Gathering, di Puri Ardhya Garini, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Gelaran tersebut bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun perseroan yang ke-22./Bisnis/M. Nurhadi Pratomo
Wijaya Karya Beton menggelar Wika Beton 2019 Employee Gathering, di Puri Ardhya Garini, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Gelaran tersebut bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun perseroan yang ke-22./Bisnis/M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA — Bermula dari Divisi Produk Beton di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya Beton Tbk., kini menjelma menjadi emiten dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp4,84 triliun.

Wijaya Karya Beton menggelar “Wika Beton 2019 Employee Gathering, di Puri Ardhya Garini, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Gelaran tersebut bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun perseroan yang ke-22.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com dari berbagai sumber, cikal bakal Wijaya Karya Beton dimulai dari salah satu divisi milik entitas induk, Wijaya Karya, Divisi Produk Beton. Perjalanan selama 2 dekade di industri beton dijalani sebagai salah satu unit divisi emiten berkode saham WIKA tersebut.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan bisnis WIKA dan kegiatan usaha Divisi Produk Beton, manajemen mengambil langkah baru. Unit tersebut dihapuskan dan berubah status menjadi anak usaha WIKA  terhitung mulai 11 Maret 1997 dan berganti nama menjadi PT Wijaya Karya Beton.

Tak berhenti berganti status jadi anak usaha, upaya Wijaya Karya Beton mengembangkan bisnis berlanjut ke pasar modal. Produsen beton itu memutuskan untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO pada 2014.

Saat itu, emiten berkode saham WTON tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas sekitar 2,04 miliar lembar saham. Harga penawaran perdana berada pada level Rp590 per saham.

Dengan aksi korporasi tersebut, WTON berubah dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka. Nama perusahaan pun berubah menjadi PT Wijaya Karya Beton Tbk. terhitung sejak 2014.

Berstatus sebagai perusahaan Tbk, kinerja keuangan WTON terus mencatatkan pertumbuhan dari tahun  ke tahun. Bahkan, per akhir 2018, perseroan mampu membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 40 persen.

Dalam laporan keuangan 2018, Wijaya Karya Beton mengantongi pendapatan Rp6,93 triliun. Pencapaian itu naik 29,25 persen dari Rp5,36 triliun pada 2017.

Dari situ, perseroan mengamankan laba bersih Rp486,35 miliar pada 2018. Pencapaian tersebut tumbuh 44,27 persen dibandingkan dengan Rp337,12 miliar pada 2017.

Di pasar modal, saham WTON juga tengah melaju dengan tren positif. Sampai dengan penutupan perdagangan, Senin (18/3/2019), pergerakan saham tercatat menguat 47,61 persen untuk periode berjalan 2019.

Saham WTON diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 9,91 kali. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp4,84 triliun.

Dalam laporan tahunan 2018, Manajemen WTON menuliskan telah memiliki tiga entitas anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton, PT Wijaya Karya Krakatau Beton, dan PT Citra Lautan Teduh. 

Selain itu, pada 2016, perseroan juga menambah entitas asosiasi yakni PT Wijaya Karya Pracetak Gedung. Entitas itu merupakan hasil usaha patungan atau joint venture dengan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk., yang juga entitas anak WIKA.

Saat wawancara yang dilakukan dengan Bisnis.com baru-baru ini, Direktur Utama Wijaya Karya Beton Hadian Pramudita menuturkan saat ini perseroan memiliki 14 pabrik. Total kapasitas produksi sebanyak3,6 juta ton.

Pada 2019, Hadian mengatakan berencana merelokasi pabrik. Artinya, pabrik yang sudah ada akan dipindahkan ke lokasi yang lebih luas. “Diharapkan kapasitas produksi bisa naik sekitar 20 persen pada 2019,” ujarnya, baru baru ini.

Pada 2019, WTON membidik kontrak baru Rp9,07 triliun. Target tersebut tumbuh 17,9 persen dari realisasi Rp7,70 triliun pada 2018. Adapun, total kontrak dihadapi atau order book diproyeksikan naik dari Rp13,13 triliun pada 2018 menjadi Rp15,17 triliun tuhun ini.

Dari situ, WTON memproyeksikan dapat mengamankan pendapatan Rp7,96 triliun pada 2019. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan menembus Rp560 miliar tahun ini.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper