Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Perpanjang Pemangkasan Pasokan, Reli Harga Minyak Bakal Berlanjut

Minyak siap untuk mengalami reli penguatan terbaiknya dalam bulan ini seiring dengan top produsen minyak mentah dunia yang dijadwalkan bertemu membicarakan rencana perpanjangan kebijakan pemangkasan pasokan untuk mendukung harga minyak.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Minyak siap untuk mengalami reli penguatan terbaiknya dalam bulan ini seiring dengan top produsen minyak mentah dunia yang dijadwalkan bertemu membicarakan rencana perpanjangan kebijakan pemangkasan pasokan untuk mendukung harga minyak.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (15/3/2019) pukul 14.42 WIB, harga minyak  West Texas Intermediete (WTI) di bursa New York bergerak menguat 0,31% menjadi US$58,81 per barel. Minyak WTI telah diperdagangkan mendekati level tertinggi 4 bulan, dan telah naik 3,47% dalam pekan ini.

Sementara itu, harga minyak Brent bergerak menguat 0,36% menjadi US$67,47 per barel. Minyak Brent telah menguat 1,29% sepanjang pekan. 

Menurut Naohiro Niimura, mitra di perusahaan riset Market Risk Advisory, pasar minyak telah merespon kemungkinan pemangkasan pasokan akan diperpanjang oleh OPEC sehingga akan memperpanjang tekanan pada pasokan minyak global.

"Bahkan OPEC+, sekutu OPEC, mungkin akan mengirimkan sinyal tentang pembatasan produksi pada pertemuan menterinya sehingga kemungkinan pihaknya tidak akan membuat keputusan pada April, melainkan pada Juni," ujar Naohiro seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (15/3/2019).

Menjelang pertemuan OPEC+ pada 17 - 18 Maret mendatang di Baku, Azerbaijan, Sekertariat OPEC semakin mendesak produsen minyak untuk terus mencegah surplus di pasar minyak pada tahun ini.

Sebelum pertemuan tersebut, Arab Saudi mengajukan proposal untuk memperpanjang kebijakan pemangkasan pasokan minyak hingga paruh kedua tahun ini yang kemungkinan besar akan menjadi topik hangat pada pertemuan tersebut.

Pasalnya, laporan bulanan OPEC menunjukkan adanya penurunan permintaan minyak global dan meningkatkan prediksi surplus akan terjadi akibat pasokan dari negara-negara produsen non-OPEC, khususnya pada paruh kedua tahun ini.

Oleh karena itu, OPEC mengajukan untuk memperpanjang pemangkasan pasokan, karena surplus kemungkinan besar akan terjadi pada kuartal empat meski dibantu oleh pemangkasan secara sukarela dari negara yang terkena sanksi oleh AS.

Sebagai informasi, awal 2019 OPEC beserta sekutunya setuju untuk memangkas pasokan sebanyak 1,2 juta barel per hari untuk menopang harga minyak yang telah jatuh terperosok pada tahun lalu.

Hal tersebut telah membantu harga minyak untuk bergerak naik, yaitu minyak WTI telah bergerak menguat 29,46% sepanjang tahun berjalan dan minyak Brent juga menguat 25,41% sepanjang tahun berjalan.

Tekanan pasokan global juga berasal dari penurunan mengejutkan pada stok minyak mentah AS, yaitu terkontraksi menjadi 3,86 juta barel pada pekan lalu, jauh dari prediksi mayoritas analis.

Selain itu, penurunan produksi sukarela dari anggota koalisi termasuk Venezuela dan Iran, akibat sanksi dari AS, membantu memberikan tekanan pada pasokan global secara tidak langsung.

Namun demikian, Naohiro mengatakan masih terdapat kekhawatiran tentang output minyak AS yang diprediksi akan meningkat dan perang dagang dengan China yang tidak kunjung usai akan mengancam untuk melukai pertumbuhan ekonomi global sehingga terus membebani harga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper