Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terbebani Kinerja Pound Sterling, Rupiah Rebound ke Zona Hijau

Nilai tukar rupiah berhasil rebound dari pelemahannya dan berakhir menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (15/3/2019).
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berhasil rebound dari pelemahannya dan berakhir menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (15/3/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 18 poin atau 0,13% di level Rp14.260 per dolar AS, dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (14/3), rupiah ditutup melemah 13 poin atau 0,09% di level Rp14.278 per dolar AS.

Rupiah sempat melanjutkan depresiasinya dengan dibuka melemah 12 poin atau 0,08% di level Rp14.290 per dolar AS pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif di level Rp14.258 – Rp14.315 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah berhasil membalik pelemahan yang dialaminya terhadap dolar AS setelah pemerintah mengumumkan surplus perdagangan untuk Februari.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus tipis sebesar US$330 juta pada Februari 2019. Posisi ini merupakan surplus pertama kali sejak defisit berturut-turut dalam empat bulan terakhir.

Surplus ditopang oleh ekspor non migas yang mengalami surplus US$790 juta. Sementara itu, ekspor migas masih mengalami defisit senilai US$460 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan surplus terjadi disebabkan impor yang turun tajam di tengah kondisi ekspor yang turun.

"Setidaknya ini surplus berita yang baik karena ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, hari ini.

Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas juga menguat terhadap dolar AS petang ini. Rupee India dan Baht Thailand memimpin penguatan, masing-masing sebesar 0,35% dan 0,24% pada pukul 17.15 WIB.

Seperti dilansir Reuters, mata uang beserta bursa pasar negara berkembang (emerging market) terkerek laporan perkembangan baru bahwa pemerintah China dan AS telah membuat lebih banyak kemajuan dalam perundingan perdagangan mereka.

Kantor berita China Xinhua melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah berbincang via telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lightizer. Kedua belah pihak dikabarkan membuat kemajuan substansial dalam perdagangan.

Berita tersebut muncul hanya berselang sehari setelah kabar bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping ditunda hingga April.

“Kami yakin perundingan [AS-China] tetap tak pasti tetapi risiko perpanjangan (perundingan perdagangan) bertahan,” ujar Christopher Wong, pakar strategi valuta asing senior di Maybank.

Turut mengangkat mata uang emerging market di Asia, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,171 poin atau 0,18% ke level 96,614 pada pukul 17.05 WIB.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka di zona merah dengan turun 0,068 poin atau 0,07% di level 96,717, setelah mampu berakhir menguat 0,24% atau 0,235 poin di posisi 96,785 pada perdagangan Kamis (14/3).

Dolar AS terbebani penguatan nilai tukar pound sterling saat investor menantikan putaran baru voting di Parlemen Inggris pekan depan mengenai kesepakatan Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) yang diusung Perdana Menteri Theresa May.

Pound steling telah menguat sekitar 1,7% terhadap dolar AS pekan ini, pekan terbaiknya sejak Januari 2019, setelah Parlemen Inggris memilih menolak Brexit tanpa kesepakatan dan mendukung untuk menunda batas waktu Brexit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper