Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPP Kerek Kinerja 2019

PT PP (Persero) Tbk. telah merancang sejumlah strategi untuk mengerek kembali kinerja laba bersih tahun ini sejalan dengan capaian hanya  tumbuh satu digit pada 2018.
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA— PT PP (Persero) Tbk. telah merancang sejumlah strategi untuk mengerek kembali kinerja laba bersih tahun ini sejalan dengan capaian hanya  tumbuh satu digit pada 2018.

Berdasarkan laporan keuangan 2018, PP membukukan pendapatan Rp25,11 triliun. Realisasi itu naik 16,82% dari Rp21,50 triliun pada 2017.

Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan naik lebih tinggi secara tahunan pada 2018. Pasalnya, terjadi kenaikan dari Rp18,25 triliun per akhir 2017 menjadi Rp21,57 triliun pada tahun lalu.

Dengan demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp1,50 triliun per akhir Desember 2018. Pencapaian itu tumbuh 3,36% dari Rp1,45 triliun pada 2017.

Berdasarkan data PT Bursa Efek Indoensia (BEI), pertumbuhan laba bersih PTPP pada tahun lalu menjadi yang terendah pada rentang 2015—2018. Pasalnya, kontraktor pelat merah itu mampu membukukan kenaikan di atas 30% pada 2015—2017.

Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP mengungkapkan terdapat beberapa hal yang menyebabk pertumbuhan tahun lalu terbilang rendah. Salah satunya, kontribusiengineering, erocurement and construction (EPC) yang tidak optimal karena tertundanya proyek baru.

Selain itu, sambungnya, dilakukan revaluasi terhadap proyek swasta. Hal itu karena persoalan collection sehingga beberapa proyek di cut dan hold. 

Selanjutnya, Agus menyebut PTPP penyebab rendahnya pertumbuhan tahun lalu akibat proses akuisisi lahan untuk proyek tol dan bendungan. Akibatnya, margin dari segmen tersebut belum optimal.

Untuk menggenjot kinerja, dia menyebut perseroan telah memiliki sejumlah strategi. Langkah pertama yang ditempuh yakni dengan penyelesaian persoalan non teknik seperti akuisisi lahan.

Tidak hanya itu, Agus mengatakan akan memacu investasi.“Menggenjot perolehan proyek investasi untuk feed konstruksi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/3).

Sebagai catatan, PTPP menganggarkan belanja modal Rp8,73 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik dari proyeksi realisasi investasi 2018 yang mencapai Rp6,78 triliun.

Salah satu rencana investasi perseroan pada 2019 yakni di bidang infrastruktur. PTPP mengalokasikan Rp1,27 triliun di sektor tersebut dari total anggaran belanja modal 2019.

Agus mengatakan perseroan juga akan melakukan optimalisasi proyek. Strategi yang ditempuh melalui penyempurnaan organisasi, sumber daya manusia, serta pemanfaatan teknologi untuk efektifitas dan efisiensi.

Mengacu kepada kinerja 2018, dia mengklaim perseroan masih memiliki ruang ekspansi keuangan yang cukup besar. Pasalnya, semua rasio menurutnya masih dalam batas aman.

“Masih batas aman baik likuiditas, solvabilitas, maupun leverage,” imbuhnya.

PTPP mengincar kontrak baru Rp50 triliun pada 2019. Target itu naik 16,27% dari realisasi 2018.

Kontrak baru perseroan tahun ini diprediksi masih didominasi sektor konstruksi dengan kontribusi 63%. Selanjutnya, pekerjaan EPC, sambungnya, diproyeksikan mampu berkontribusi hingga 12% terhadap perolehan kontrak baru 2019.

Adapun, dua entitas anak, PT PP Presisi Tbk. dan PT Properti Tbk. diharapkan mampu berkontribusi masing-masing 11% dan 9% terhadap total nilai pekerjaan baru tahun depan.

Sementara itu, entitas anak PTPP, PT PP Presisi Tbk., membukukan pendapatan Rp3,05 triliun pada 2018. Jumlah itu naik 68,01% dari Rp1,81 triliun pada 2017.

Dengan demikian, emiten berkode saham PPRE itu mengamankan laba bersih Rp326,42 miliar per akhir Desember 2018. Realisasi tersebut tumbuh 73,35% dari Rp188,30 miliar pada 2017.

Sebelumnya, Direktur Keuangan PT PP Presisi Tbk. Benny Pidakso mengatakan optimistis mencapai target kontrak baru Rp5,5 triliun-Rp6,0 triliun pada 2019. Nilai itu naik 10%-15% dari realisasi 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper