Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan PT Lippo Cikarang Tbk. dari penjualan rumah tapak dan apartemen serta industri dan komersial selama 2018 masing-masing menyumbang 42%, sedangkan pendapatan berulang berkontribusi sebesar 16%.
Emiten berkode saham LPCK itu, pada Selasa (5/3/2109) mengumumkan hasil keuangan 2018 yang berakhir 31 Desember 2018.
Perusahaan melansir total pendapatan sebesar Rp2,20 triliun meningkat 47% dibandingkan dengan periode yang sama 2017, sedangkan laba kotor tercatat Rp1,30 triliun, naik 98%.
Sementara itu, laba bersih yang dicetak adalah Rp2,20 triliun naik 503%, terutama berasal dari dekonsolidasi, PT Mahkota Sentosa Utama sebesar Rp2,40 triliun.
Manajemen LPCK melalui siaran persnya yang diterima Bisnis.com, Rabu (6/3/2019), menyebutkan bahwa tahun lalu, kontribusi pendapatan rumah hunian dan apartemen sebesar Rp935 miliar menyumbang 42% dari total pendapatan. Namun, jika dibandingkan dengan capaian 2017, angka yang diraih itu turun 17%.
Sementara itu, pendapatan dari industri dan komersial tercatat Rp934 miliar, berkontribusi 42% terhadap total pendapatan.
Baca Juga
Di sisi lain, penghasilan berulang LPCK meningkat menjadi Rp340 miliar pada 2018 dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp285 miliar. Capaian pada tahun lalu itu berkontribusi 16% terhadap total pendapatan.
Total aset LPCK menurun dari Rp12,50 triliun menjadi Rp8,60 triliun masing-masing pada 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2018.
“Hasil tahun 2018 melebihi harapan kami walaupun pasar properti di Indonesia melemah selama periode tersebut. Kami optimistis Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan,” kata Presiden Direktur LPCK Simon Subiyanto.
Saat ini, katanya, LPCK telah mulai menyerahkan secara bertahap tiga menara apartemen di Meikarta CBD Orange County, yakni Irvine, Westwood, dan Pasadena kepada pelanggan dengan total 1.271 unit apartemen senilai Rp1,10 triliun. “Ini menunjukkan komitmen LPCK untuk menyerahkan unit apartemen tepat waktu.”