Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp2,15 triliun, naik 488,5% dari posisi Rp366 miliar pada 2017.
Dalam laporan keuangan 2018 yang dirilis pada Selasa (5/3/2019), pendapatan yang dibukukan LPCK pada 2018 senilai Rp2,2 triliun, naik 46% dari posisi Rp1,5 triliun pada 2017.
Bila dikurangi beban pajak final, pendapatan bersih LPCK pada 2018 menjadi Rp2,12 triliun, naik 46% dari posisi Rp1,45 triliun pada 2017. LPCK juga mencatatkan peningkatan pendapatan lainnya, hingga 591% menjadi Rp126,9 miliar pada 2018, dari posisi Rp18,35 miliar pada 2017.
Perseroan mencatat keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi dengan nilai wajar yang dibukukan pada 2018 senilai Rp2,335 triliun. Pada 2017, perseroan tidak memiliki komponen keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi.
Dari sisi aset, LPCK membukukan penurunan aset. Aset yang dibukukan pada 2018 senilai Rp8,58 triliun, turun 31,08% dari posisi Rp12,45 triliun pada 2017. Penurunan yang cukup tajam terjadi pada aset lancar, dari Rp10,12 triliun pada 2017 menjadi Rp5,85 triliun pada 2018. Adapun aset tidak lancar LPCK senilai Rp2,73 triliun pada 2018.
Nilai liabilitas dan ekuitas yang dikantongi oleh LPCK pada 2018 masing-masing senilai Rp1,69 triliun dan Rp6,89 triliun.
Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan, keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi dengan nilai wajar merupakan keuntungan investasi dari anak perusahaan. "Sepertinya, ada aksi jual di entitas asosiasi," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (5/3/2019).
Baru-baru ini, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) melakukan transaksi ekuitas atas anak usahanya yakni Bowsprit Capital Corporation Limited, manager investasi atas FIRST real estate investment trust (REIT) atau dana investasi real estate (DIRE) senilai total 202 juta dolar Singapura. LPKR berencana untuk memperkuat posisi keuangan LPCK, sebab perseroan berencana membangun kota mandiri yakni Meikarta.
Kiswoyo mengungkapkan, dana penjualan reits bisa saja masuk ke dalam pos keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi.